Sekadar informasi, anak zaman now terlalu menggampangkan hal itu karena mereka lebih sering belajar teori-teori keilmuan dari si Mbah Google saja. Jarang sekali warga +62 yang mau membaca buku keilmuan kembali. Hal ini bisa berdampak buruk kalau format soal hanya sekadar teori karena proses pembelajaran bergantung pada mesin pencari.
   Harapannya, semoga ke depan bobot tes dan soal SKB lebih banyak mengarah pada praktek kerja sehingga bisa membentuk tenaga fungsional atau tenaga pelaksana yang sesuai dengan citra PNS yang ingin dibentuk. Perbanyak lagi bank soal supaya lebih beragam demi mencetak generasi PNS yang cerdas bekerja di lapangan, bukan hanya sekadar duduk manis di dalam ruangan.
3. Update Live Score dan Nilai SKB
   Live Scoring jadi bentuk keterbukaan publik dalam proses seleksi ini. Banyak para peserta yang memantau nilai saingannya atau beberapa teman dan keluarga turut membantu untuk melihat kesesuaian nilai saat peserta sedang mengerjakan tes melalui siaran langsung yang tayang di YouTube.
   Namun, beberapa peserta juga mengeluhkan ada skor yang tiba-tiba berubah drastis. Entah memang ada kesalahan sistem atau memang dari peserta tersebut mengubah banyak jawaban yang benar.
   Belum lagi beredar skor peserta yang nilainya mencapai 460 hanya dalam waktu pengerjaan soal sekitar 25 menit. Berarti, dalam 1 menit, peserta tersebut hampir mengerjakan 4 soal sekaligus. Entah ada kebocoran soal dari instansi yang membuat soal atau memang otaknya encer seperti Albert Einstein. Hanya Tuhan Yang Maha Mengetahui.
   Selain itu, siaran langsung update skor ternyata hanya untuk CAT saja. Apa kabar dengan skor tes kesehatan, psikotes, praktek kerja, wawancara, Leader Group Discussion (LGD), kesamaptaan, dan sebagainya yang sangat rawan kecurangan? Apa publikasi harus dilakukan hanya menunggu hari pengumuman itu tiba?!
   Untuk akomodir semua, ada baiknya update skor dilakukan oleh masing-masing instansi sehingga tidak terjadi tumpang tindih informasi. BKN tetap melakukan secara terpusat, tapi seharusnya masing-masing instansi punya tanggung jawab untuk rekonsiliasi segera agar semua bisa mengawal proses seleksinya. Dengan demikian transparansi nilai lebih terbuka dan semua peserta bisa fokus dengan tujuan instansi masing-masing yang dilamarnya.
4. Perbedaan lokasi dan waktu tes
   Pandemi Corona memaksa jadwal pelaksanaan SKB molor atau tertunda dari sebelumnya. Hanya saja jadwal yang dikeluarkan ternyata TIDAK ADIL bagi para peserta.
   Bayangkan! 1 formasi terjadi rebutan antar 3 peserta berbeda dan dijadwalkan dalam waktu yang tidak sama. Jelas, hal ini merugikan para peserta yang sudah melakukan tes lebih dahulu di awal. Apalagi bocoran soal sudah menyebar kemana-mana.