Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Fiksi Ramadan] Hilal Ingin Halal di Bulan Syawal

23 Mei 2020   15:35 Diperbarui: 23 Mei 2020   15:26 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksi Ramadan (dokpri)

Hilal telah tampak masuk ke dalam rumah.

"Hilal, kamu baru pulang? Kenapa wajahmu ditekuk gitu, Nak?" Wanita paruh baya berkerudung merah muda itu tersenyum menyambut anak lelaki semata wayangnya yang baru pulang kerja. Rasa penasaran seorang Ibu tentu muncul saat melihat ekspresi anaknya bermuram durja saat berpuasa.

"Makanya, jangan mikirin akhwat terus," sindir ibunya. Mimik Hilal berubah merah merona.

"Ah, ibu bisa saja. Akhwat yang mana sih, Bu?"


"Jangan terlalu asyik sendiri. Nanti, dia dilamar lebih dulu oleh sahabatmu" kata Ibu dengan tegas dan membuat wajah Hilal kembali ditekuk. 

Jujur saja, beberapa calon pendamping hidupnya telah dikenalkan pada ibunya. Harusnya ibu mendukung niat baiknya untuk meminang diantaranya. Tapi, ibunya masih belum menemukan bibit, bebet, dan bobot yang pas dalam pandangannya. Disinilah seharusnya kita belajar empati terhadap barisan para jomblo. Toh, jomblo juga manusia dan selalu ingin dimengerti.

"Nak, ibu paham kok. Semua orang pasti ingin segera dipertemukan dengan jodohnya. Sebelum bertemu, ada baiknya kamu sebut nama jodohmu itu didalam setiap doamu"

Hilal yang sedari tadi menundukkan wajah langsung menengadah begitu mendengar pernyataan dari ibu. Hilal mulai berpikir satu nama yang mungkin sudah diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi makmumnya.

"Hmm...  cuma wanita itu sulit sekali dimengerti, Bu" Hilal meracau karena pikirannya terasa kacau.

"Hilal, wanita itu tercipta dari rusuk sebelah kiri dekat dengan hati bukan untuk disakiti. Ibu dan wanita lainnya di luar sana layak untuk dikasihi, disayangi, dihormati, dan dicintai. Coba kamu cerna lagi cerita dari Abu Huraira tentang sebuah hadis ... ."

Petunjuk hadis (dokpri)
Petunjuk hadis (dokpri)

Senyuman mulai tampak dari wajah Hilal ketika mendengar petuah dari ibunya. Ia teringat kembali pada satu nama yang begitu mirip dengan ibunya. Decak kagum dalam hati memaksa Ia melafazkan tahmid cinta.

Hilal mulai sadar bahwa setiap wanita juga punya kekurangan. Tapi, mereka itu manusia biasa yang bisa khilaf kapan saja. Ia harus menerima kodrat dan tabiat dari wanita yang dicintainya.

"Jadi, kalau kamu mau Allah menakdirkanmu dengan orang yang Allah cintai, kamu harus melakukan hal yang Allah sukai"

"Ibu, bolehkah hilal meminta sesuatu?" Hilal menatap mata Ibu dengan penuh harap. Ia ingin ungkapkan semua perasaan yang terpendam. Tentang hati terkait cinta. Sesungguhnya hanya ibu yang bisa memahami perasaan anaknya.

"Hilal ingin menghalalkan Anisa di bulan Syawal. Insya allah, ini sebagai bukti cinta. Hilal sudah mencintai Anisa karena Allah sejak awal."

Menikah di bulan syawal memang jadi kebaikan bagi yang melaksanakannya. Hal ini merupakan sunah Rasul karena ada keistimewaan didalamnya. Seperti apa yang dikisahkan dalam hadis muslim dari istri rasul, Aisyah RA.

Kutipan hadis (dokpri)
Kutipan hadis (dokpri)
Itulah takdir cinta yang dilalui Hilal. Cinta itu memang tak butuh banyak penjelasan. Rasa cinta bisa didefinisikan dengan kata atau tata bahasa. Tapi, cinta sejati harus dirasa dan dibuktikan dengan tindakan. Hilal hanya ingin halal di bulan Syawal.

Buat yang mau LEBARAN menunggu HILAL
Bagi yang masih SENDIRIAN menunggu HALAL

Baca cerita Ramadan lain:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun