Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pameran Seni Grafis untuk Kompasianer yang Narsis dan Eksis

28 April 2019   23:15 Diperbarui: 28 April 2019   23:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pameran Triennial Seni Grafis Indonesia VI

Kegiatan-kegiatan tersebut diharap dapat menumbuhkembang seni grafis yang kadang tidak kelihatan atau sesekali sirna dibading seni lukis, seni patung, dan seni kriya. Kegiatan sengaja dilaksanakan untuk memberi pengetahuan dan pengalaman seni kepada masyarakat umum. Jangan tunggu nanti, kenali seni grafis sekarang juga karena semua acara ini bersifat GRATIS.

Prosesi pembukaan pameran dengan cetak grafis tulisan Triennial VI
Prosesi pembukaan pameran dengan cetak grafis tulisan Triennial VI

3 Karya Grafis yang Menampilkan Wanita Jadi Pemenang Triennial VI

Dewan juri yang menilai karya peserta Kompetisi Internasional Triennial VI
Dewan juri yang menilai karya peserta Kompetisi Internasional Triennial VI

Selain pembukaan, acara semalam juga menggelar pengumuman pemenang Kompetisi Internasional Triennial Seni Grafis Indonesia VI. Dari 317 karya yang dikirim ke panitia terseleksi menjadi 50 karya yang layak, lalu disaring 30 besar hingga terpilih 3 juara dan 4 penghargaan khusus dari dewan juri. Semua karya diseleksi dengan mempertimbangkan 3 aspek yang meliputi ide atau gagasan, teknik, dan presentasi artistik.

Adapun para dewan juri yang terlibat menyeleksi karya secara ketat, yaitu Ipong Purnama Sidhi (ketua dewan juri dan kurator Bentara Budaya), Dwi Marianto (penulis buku dan dosen ISI Yogyakarta), Edi Sunaryo (Perupa dan Dosen ISI Yogyakarta), Devy Ferdianto (Pegrafis dan Kepala Divisi Seni Cetak Ganara), dan Theresia Agustina Sitompul (Perupa, Pegiat Studio Grafis Minggiran Yogyakarta, dan Dosen ISI Surakarta). Mereka merupakan orang-orang yang menekuni dan mengembangkan seni grafis sebagai medium utama dalam kapasitasnya sebagai perupa.

Seluruh karya yang dinilai harus memenuhi syarat teknik kompetisi yakni melalui perwujudan karya dalam bentuk 4 pilihan cetak saring, cetak tinggi, cetak datar, atau cetak dalam. Dengan macam teknik tersebut, tentu alat dan bahan untuk menghasilkan efek karya grafis semakin beragam. Hal ini akan menjadi eksplorasi kreativitas seniman grafis.

Proses penciptaan juga dilakukan secara analog (non-digital). Hal ini dilakukan agar karya mampu memiliki orisinalitas dan otentitas estetik. Dari segi teknik cetak ini, para juri berupaya memastikan bahwa karya yang layak menjadi juara sesuai dengan ketentuan kompetisi, terutama tanpa ada pewarnaan (hand coloring) dalam proses cetaknya.

Dari situ terpilih 3 karya unik yang kebetulan menggunakan litografi sebagai teknik yang layak direfleksi karena jarang tersosialisasi di Indonesia. Litografi merupakan sebuah metode untuk percetakan di atas permukaan licin. Teknik litografi menggunakan medium khusus berupa batu limestone. Keunggulan batu tersebut memiliki kandungan lemak yang tinggi.

Bukan hanya teknik, 3 karya pemenang juga mengusung ide yang menghadirkan figur wanita secara tunggal. Masing-masing karya memiliki gesture dan rasa tampilan yang khas. Mereka mampu menerjemahkan narasi spesifik yang ditransform dalam subject matter yang langka dan beda dari karya finalis lain. Berikut karya para pemenang:

1. Juara 1 diraih oleh Hui Zhang, berasal dari China.

    Judul karya: Gaze Toward The Light

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun