Penulis mendapat informasi saat nangkring bahwa banyak tempat wisata di Macao yang sarat nuansa religi. Tempat-tempat wisata religi ini dibangun pada masa kekuasaan Portugis. Maklum saja, notabene penduduk kota Macao beragama Katolik dan Kristen. Beberapa ada juga yang beragama Hindu. Maka, banyak ditemui bangunan kuil dan gereja yang memiliki konstruksi klasik.
Tidak heran jika Macao termasuk 10 Destinasi Wisata Terbaik Dunia pada tahun 2015 versi Lonely Planet. Kota ini pun mendapat julukan sebagai Historic Centre of Church.
Selain bisa menyentuh langsung permukaan bangunan klasik nan unik, wisatawan juga bisa bernarsis ria dengan kamera dan tongsis. Dijamin, setiap sudut bangunan dan ornamen yang disajikan tidak akan membuat wisatawan kehabisan gaya untuk mengabadikan momen. Berikut referensi tempat wisata religi di Macao:
>>> Â A-Ma Temple
Kuil A-Ma terletak di ujung barat daya Semenanjung Macao. Kuil ini merupakan salah satu kuil Taoist tertua dan paling terkenal di kota Macao. Kuil ini terkenal karena berisi artefak bersejarah yang begitu berharga. Kuil A-Ma dibangun sebagai bentuk dedikasi kepada Matsu, Dewi para pelaut dan nelayan. Kuil ini menjadi tempat wisata religi yang sangat populer bagi para seniman selama berabad-abad untuk dikunjungi.
>>> Na Tcha Temple
Kuil yang didirikan pada tahun 1888 ini bertujuan untuk mengenang dan menyembah Na Tcha. Saat mendatangi kawasan ini, wisatawan dapat menangkap secara jelas dialektika Cina dan Barat yang disajikan melalui kuil tradisional. Kuil yang bisa dikunjungi pada jam 8 pagi hingga 5 sore ini menjadi salah satu spot wisata religi terbaik di Macao karena para wisatawan dapat mengenal identitas multikultural dan kebebasan beragama di kota Macao.
Bangunan yang disebut reruntuhan St. Paul ini menyimpan pemandangan yang luar biasa di Kota Macao. Wisatawan harus naik menggunakan anak tangga yang besar untuk sampai ke tempat ini. Alasan mengapa tempat ini disebut dengan reruntuhan yaitu karena sempat terjadi kebakaran pada tahun 1601 dan 1835 di tempat ini.
Awalnya, bangunan ini hanya gereja yang berjajar dengan perpustakaan dan gedung kampus. Setelah kebakaran, sisa-sisa reruntuhan tempat ini dibiarkan menjadi daya tarik klasik yang menyimpan momen tersendiri. Tak heran jika tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan untuk mengenang tragedi yang terjadi.