Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ada Inovasi Baru dari KFC

3 Juni 2017   01:55 Diperbarui: 3 Juni 2017   02:19 1889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pun langsung melanjutkan pembayaran menggunakan layanan uang elektronik. Sebagai generasi milenial, saya memang membiasakan diri dengan transaksi non tunai. Alasannya sih sederhana karena kalau bawa uang tunai resiko keamanan masih jadi hal yang patut diperhitungkan. Jadi, lebih cepat gesek menggunakan kartu kredit/ATM atau tinggal tap menggunakan fitur uang elektronik tersebut.

Tiba-tiba saat melakukan tap pembayaran beberapa kali tertera di mesin Electronic Data Capture (EDC) bahwa pembayaran gagal dilakukan karena pin salah. Wajar saja karena terlalu banyak layanan uang elektronik yang saya gunakan, pin yang saya punya pun beragam. Akhirnya, saya membuka catatan semua nomor pin yang saya gunakan dan sepertinya semua sudah sesuai namun transaksi justru belum bisa dilakukan.

"Tunggu sebentar yaa." ujar saya kepada kasir yang melayani. Saya pun langsung membuka aplikasi di gawai yang saya bawa. Proses perubahan pin selesai dan saya mendapat sms konfirmasi untuk pin baru. Namun, setelah dimasukkan nomor pin tersebut ke mesin EDC pembayaran masih belum bisa dilakukan dengan alasan yang sama. 'Ada yang tidak beres.. .', pikir saya.

Dengan ramah dan penuh sabar, kasir itu pun berkata “Coba Mas dihubungi ke bagian call centernya, waktu itu juga ada konsumen yang seperti ini dan mendapat petunjuk dari sana”. Meski saya sudah sedikit terganggu karena ada hambatan seperti ini, saya memutuskan untuk menerima saran dari kasir tersebut. Ternyata, saat dihubungi, pihak call center operator penyedia layanan mengatakan bahwa fasilitas uang elektronik sedang mengalami gangguan sudah 1 minggu hingga waktu yang belum ditentukan.

Saya mengakhiri panggilan tersebut dan membayar pesanan dengan uang tunai. Untung saja masih ada beberapa lembar recehan yang tersedia di dompet. Setelah pembayaran selesai, saya membawa sebuah nampan yang berisi minuman pepsi, burger, kentang, dan saus.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sesampainya di meja, saya begitu kaget karena ternyata burger Zuper Krunch ini penuh inovasi. Di luar ekspetasi, isi yang terdapat dalam burger ada lapisan keju dan irisan sayuran yang dioles dengan saus Zuper yang punya cita rasa beda. Selain itu, di dalam burger juga tampak ayam crispy yang masih utuh. Potongan ayamnya bukan cuma daging saja, tapi lengkap dengan kulit ayam yang kriuk. Semakin tidak sabar saya menyantap hidangan ini karena saya juga suka sekali dengan kulit ayam.

Pasti Kompasianer tahu kebiasaan anak muda kekinian yang harus foto makanan sebelum dimakan. Saya pun melakukan ritual itu. Meski sebelum foto, terlintas dalam benak saya tentang opini dari teman-teman yang sering mengatakan “Hmm.. makan di KFC aja pamer. Semua orang kan juga bisa makan disini, kecuali kalo lue makan-makan di tempat yang hits atau mevvah, baru deh posting di socmed. Kesannya lue tuh bukan jadi anak gaul, tapi norak karena makan di KFC aja langsung publikasi gitu.”

Saya pun tidak peduli dengan apa kata mereka. Saya berusaha untuk menepis opini mereka dengan pemikiran-pemikiran positif karena tujuan saya unggah ke media sosial bukan untuk pamer. Saya posting di media sosial karena merasa bahwa memang Zuper Krunch ini menu baru dari KFC. Mungkin saja, konten yang saya buat bisa jadi bahan informasi para penyuka kuliner yang ingin mencoba sensasi menu baru tersebut. Disitu akan ada kebanggaan tersendiri tentang menu baru KFC yang sudah pernah saya coba pertama kali.

Setelah sesi foto selesai, saya langsung merasakan burger tersebut dengan kenikmatan tiada bandingannya. Dari segi rasa, bumbunya begitu melekat jadi tidak hambar. Dari segi bentuk, rotinya begitu besar jadi isi yang ada didalam burger pun tidak akan berjatuhan keluar. Dengan tagline “Kriuknya berasa banget !” dan 100% daging ayam utuh, menu ini saya yakini akan jadi saingan berat restoran sebelah yang sudah terkenal dengan burger yang khas.

Selesai makan, saya tidak terburu-buru pulang. Memang sih melewatkan shalat tarawih pertama kali itu rasanya gimana gitu. Tapi, shalat tarawih bisa dikerjakan sendiri juga kok di rumah meski pahalanya lebih sedikit. Namun setiap bulan Ramadan, yang penting bagi saya yaitu istiqomah dalam ibadah. Jangan shalat di saat awal bulan Ramadan saja, nanti pas mau lebaran pada sibuk pergi ke tempat belanja menghabiskan Tunjangan Hari Raya (THR).

Sambil ‘menurunkan makanan’ istilah orangtua zaman dulu. Saya pun melakukan browsing dan membuat vlog tentang menu ini dengan menggunakan jaringan WiFi yang tersedia. Entah jaringan wifi ini fasilitas dari KFC langsung atau memang masih terpusat dengan jaringan wifi mal Grand Indonesia sehingga masih bisa terkoneksi. Namun, saya tidak mau ambil pusing, saya tetap menikmati suasana sendiri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun