Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pesona Batik sebagai Produk Lokal Kekinian

29 Mei 2017   16:04 Diperbarui: 29 Mei 2017   16:07 2624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik dalam balutan busana kekinian yang mempesona (DokPri)

     Lingkungan budaya merupakan keadaan sistem nilai budaya, adat istiadat, dan cara hidup masyarakat yang mengelilingi kehidupan seseorang. Budaya itu dipengaruhi oleh perilaku dan keseharian. Kesadaran untuk melestarikan dan menjaga keaslian budaya lokal masih dipandang sebelah mata untuk masa kini. Generasi muda tampak mengesampingkan budaya lokal tersebut. Padahal potensi lokal Indonesia begitu kaya karena iklim industri kreatif tanah air selalu maju.

     Minim kepedulian kaum muda untuk mengakui jati diri dengan menggunakan pakaian adat daerah, hasil kerajinan dalam negeri dan produk buatan Indonesia sebagai kekayaan bumi pertiwi masih sulit muncul ke publik karena mereka lebih bangga dengan produk branded luar negeri. Kondisi demikian justru membuat Indonesia pernah mengalami sengketa dengan beberapa negara tetangga atas nama kebudayaan.

Produk budaya kain batik yang begitu kaya (DokPri)
Produk budaya kain batik yang begitu kaya (DokPri)
     Salah satu produk budaya yang harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, yaitu Batik. Produk ini memiliki makna filosofis dan harus memperhatikan penggunaan material yang aman dalam setiap pembuatannya. Dibalik produk ini justru tersimpan nilai sejarah dan nilai ekonomi yang bermanfaat bagi banyak orang. Akhirnya, batik Indonesia pun mendapat pengakuan dari United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO) sebagai salah satu warisan budaya dunia (global heritage).

     Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Polemik pengakuan produk budaya yang diakui negara lain telah mempertaruhkan arti nasionalisme bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan batik merupakan ikon budaya bangsa yang memiliki keunikan dan filosofi yang mendalam. Batik Indonesia menempati level tingkat atas dibandingkan produk-produk negara lain yang mengusung pola mirip batik.

     Perlu ditekankan, jika batik bukan sekedar karya seni atau produk budaya. Batik mampu mereseprentasi deskripsi, watak, dan karakter seniman atau entitas suatu masyarakat. Keunikan dan keanekaragaman dari segi motif, estetika, cara, dan proses pembuatan terkesan menyatu hingga menghasilkan kekayaan seni yang tak ternilai harganya. Melalui sentuhan-sentuhan tangan nan terampil dan kreatif yang didukung dengan cita rasa seni (artistik) serta tingkat kesabaran tinggi, maka batik Indonesia menjelma menjadi karya bermutu tinggi.

Perlengkapan untuk membatik* (DokPri)
Perlengkapan untuk membatik* (DokPri)
   

     Jika Kompasianer menengok sejarah dahulu, para raja yang akan naik tahta harus mengenakan batik yang pembuatannya harus dilakukan dengan semedi atau bertapa. Bisa dibayangkan, bahwa proses pembuatan batik harus memenuhi unsur ritual. Proses tersebut seolah terlihat rumit dan membutuhkan waktu pengerjaan yang lama.

     Namun, masa lalu dibalik sejarah dan apa yang akan dihadapi saat ini harus menjadi tantangan yang mampu diatasi oleh kita semua. Harus kita sadari bahwa batik itu memiliki motif yang harus dilestarikan. Ada kedalaman makna atau kekuatan filosofi dari setiap motif batik. Untuk membatik, para perajin membutuhkan ketekunan dan ketelitian yang mumpuni karena mengerjakan proses membatik ibarat sedang meditasi.

     Lalu, sudahkah Kompasianer tahu realita dibalik pesona batik yang menarik?. Apakah Kompasianer hanya sekedar membeli batik dan kemudian menggunakannya ketika dibutuhkan?!. Pernahkah terlintas dalam benak Kompasianer tentang makna apa yang tersembunyi dibalik motif batik yang dikenakan?!?.

     Semua itu terjawab saat penulis mendapat kesempatan hadir dalam Forum Kafe BCA VI dengan tema “Khasanah Batik Pesona Budaya” bertempat di Menara BCA Lantai 22, Jl. MH. Thamrin No. 1, Jakarta. Acara yang diadakan pada hari Selasa, tanggal 23 Mei 2017 lalu berlangsung dengan nuansa kental budaya yang unik.

Seluruh pembicara yang hadir dalam talkshow Kafe BCA VI (DokPri)
Seluruh pembicara yang hadir dalam talkshow Kafe BCA VI (DokPri)
     Pembicara pertama, Ibu Poppy Savitri selaku Direktur Edukasi dan Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) menjelaskan bahwa kain batik menjadi karya seni asli Indonesia yang melalui proses kreatif. Proses tersebut terdiri beberapa tahap, mulai dari membuat pola, pewarnaan, pencucian, perekatan malam, dan penjemuran. Semua proses kreatif harus dilakukan dengan posisi yang nyaman dan suasana yang tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun