Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ngeblog itu Sama dengan Ngebuat Film, Kok Bisa?

5 Februari 2017   16:13 Diperbarui: 5 Februari 2017   19:40 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film merupakan salah satu pilar bangunan estetika kekinian selain media massa lainnya. Melalui film, prinsip dan nilai estetika, teori dan keyakinan kebudayaan postmodern tampil secara utuh sekaligus memikat. Melalui film, prinsip-prinsip kebudayaan postmodern dapat dibaca dengan mudah.

Melalui film pula paradigma kebudayaan postmodern ditebar ke seluruh penjuru dunia. Sebagai produk budaya massa, film merangkum dalam dirinya kemampuan menjelajah setiap sudut dan ruang yang ada, menciptakan ruang estetika seni tersendiri dan menanamkan berbagai nilai dan pandangan hidup. Film adalah komoditi, seni dan sekaligus ideologi.

Begitu juga dengan menjadi seorang Blogger. Setiap orang bisa menulis karena semua orang punya kisah masing-masing. Menulis memang sudah diajarkan sejak kita mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD).

Sebelum menulis, kita sudah dilatih untuk membaca. Maka, jika membaca dan menulis kita lakukan dengan intens niscaya wawasan kita pun akan terbuka dengan luas. Apalagi saat Kompasianer menulis di blog. Melalui tulisan yang kita buat bisa tersebar viral ke seluruh penjuru dunia. Tulisan yang dibuat seorang blogger pun bisa menjelajah bidang kehidupan apa saja. Blogger pun berperan menjadi komoditi, seni, sekaligus ideologi terkini.

Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens. Maka, ketika mengunjungi sebuah blog, pengunjung seolah dapat masuk ke dalam ruang lingkup kehidupan keseharian seorang blogger yang telah menceritakan pengalaman dan liputan terhadap suatu hal atau peristiwa yang dapat mempengaruhi pembaca.

Dahulu, blog hanya dibuat sebagai buku harian digital. Keberadaan blog saat ini justru bertransformasi menjadi berbagai jenis dan fungsi. Ada blog dengan domain gratis seperti yang disediakan Blogspot dan Wordpress untuk pemanfaatan sebagai personal blog atau blog bidang tertentu sesuai minat blogger terhadap sesuatu.

Ada juga blog keroyokan dengan format jejaring atau media sosial dengan mengambil sisi citizen journalism, citizen reporter, liputan blogger reporter seperti Kompasiana, Blog Detik, Good News Form Indonesia (GNFI), Zetta Media (Trivia.id), UC WeMedia, Selasar, Kumparan, Khas Kita, Gadget Squad, dan masih banyak lagi platform online lain yang memberikan ruang tersendiri bagi para penulis atau pembuat content digital sebagai kontributor dalam mengaktualisasikan dirinya.

Dari sekian banyak penjelasan tentang peran Blogger, aku mengindikasi bahwa proses penciptaan karya kreatif seorang blogger sama dengan proses penciptaan karya kreatif seorang pembuat film. Berikut 3 peran proses pembuatan film. Semua terdiri dari 3 tahapan, pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Simak ulasannya. 

1. Pra Produksi

Untuk membuat film, pada tahapan ini semua tim akan melakukan analisa terhadap skenario (membuat konsep rencana induk dari segi teknis, artistik, dramatis bagi penjelmaan skenario menjadi penuturan sinematik), menetukan pemilihan lokasi syuting (hunting), menjabarkan konsep penyutradaraan dalam bentuk director shot, dan meneliti serta memberikan keputusan atas penyediaan sarana teknis yang akan digunakan termasuk studio suara dalam editing nanti.

Maka, untuk membuat content blog, pada tahapan ini para blogger mencari referensi tulisan. Tak hanya melalui studi literasi. Mereka juga biasa mendatangi suatu event untuk mengadakan liputan atau sekedar riset sambil jalan-jalan.

Walaupun terkesan santai, bisa dibilang ini tahapan yang bermodalkan niat. Jika blogger tak siap menangkap momentum pada tahap ini, jangan harap blogger bisa langsung menuju tahapan berikutnya. Di tahap ini, blogger juga harus menentukan tema dan outline agar memiliki ide pokok dalam setiap tulisan yang akan dibahas. Inilah yang biasa dilakukan Blogger untuk belajar sebelum menulis atau tahap persiapan.

 2. Produksi

Para sineas pembuat film dalam tahap ini, langsung melakukan eksekusi atau syuting. Mereka menumbuhkan dan merangsang kemampuan berkarya semua tenaga pendukung se-optimal mungkin. Mereka saling berkoordinasi dalam proses kreatif produksi untuk mencapai efisiensi kinerja demi terjamin mutu semua karya tenaga kreatif secara efektif. Selain itu, mereka juga saling memberi pengarahan terhadap penciptaan karya agar seluruhnya menjadi padu sebagai karya penuturan sinematik.

Para blogger, menjalani tahapan ini dengan menulis. Melalui beragam motivasi, blogger harus mulai menuliskan apa informasi yang telah didapat saat tahap pra produksi tadi. Tahapan ini mulai dirangkai kata demi kata untuk membuat suatu tulisan yang utuh. Blogger bisa menulis dari sudut pandang siapa saja alias bebas. Blogger juga bisa berkolaborasi dengan blogger lainnya untuk menciptakan tulisan yang padu sebagai karya penuturan kata-kata.

3. Pasca Produksi

Ini menjadi tahapan pembuat film melakukan evaluasi. Tahap ini juga menjadi tempat bertanya bagi penyunting gambar dan penata musik untuk memberi penilaian dan keputusan terakhir atas kualitas karya dalam bentuk ”release copy” hingga akhirnya tayang di layar lebar.

Bagi blogger, tahap ini juga akan menjadi tahap akhir. Setelah tulisan jadi, Blogger perlu membaca kembali. Bisa dibilang revisi atau edit jika memang ada yang tak sesuai dengan isi hati. Seperti menambahkan hal-hal lain yang bisa mendukung apa yang ditulis. Tahap editing atau koreksi ini juga harus diperhatikan blogger terhadap struktur kalimat, tanda baca, kata penghubung, dan tata bahasa lainnya. Langkah ini diperlukan agar tulisan terlihat lebih nyaman saat dibaca.

Selain itu, dalam tahap ini, Blogger juga harus melakukan distribusi hasil content mereka dengan publishing atau publikasi. Mereka menerbitkan tulisannya di blog yang mereka kelola lalu mereka share kembali di social media yang mereka punya dan komunitas-komunitas yang mereka ikuti.

Demikian tahapan-tahapan yang dilakukan seorang Blogger untuk menunjukkan peranannya dalam dunia digital. Sama kan dengan membuat film?. Yup, sama-sama melakukan proses kerja kreatif intinya…

Sementara hal yang membedakan, film dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Sementara blog bisa dikatakan sebagai media komunikasi sakti yang memiliki sifat verbal karena dengan tulisan yang mengalir para blogger bisa bercerita banyak dalam waktu singkat*

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun