Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Humanis untuk Semua Manusia

29 Mei 2016   23:05 Diperbarui: 29 Mei 2016   23:46 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku yang dapat diubah atau diperankan adalah perilaku yang dilakukan untuk menyesuaikan dengan harapan. Tiada kata terlambat untuk belajar mengenal, memahami, dan mengamalkan suatu hal yang bermanfaat bagi kita dan orang lain. Hal ini dikarenakan pendidikan tak boleh terbatas pada sekedar transfer pengetahuan dan keahlian fungsional. Tak kalah penting adalah pengembangan jati diri dan kemampuan menularkan nilai dasar bersama (kesalehan sosial), seperti kejujuran, keadilan, kerja keras, kesederhanaan, dan kebersamaan.

Konsep pendidikan untuk semesta harus mampu menumbuhkan sikap toleransi dan kedamaian dalam alam pikiran setiap peserta didik. Caranya, pendidikan harus meluaskan cakrawala peserta didik melihat sesuatu kebenaran dari berbagai perspektif. Sebab, dalam teori keilmuan, apa yang dianggap benar hari ini, besok, atau lusa, belum tentu benar karena mungkin ada teori atau pandangan baru yang menggugurkannya. Jadi, kebenaran itu bukanlah milik seseorang atau kelompok, dan kebenaran itu tidak statis sehingga tidak ada alasan bagi seseorang menganggap bahwa dirinya yang paling benar dan orang lain atau kelompok lain salah. Untuk sampai pada pemahaman seperti itu, diperlukan lingkungan pendidikan yang berkualitas yang dapat menstimulasi alam pikiran peserta didik untuk bersikap dan berperilaku damai serta toleran terhadap perbedaan.

Peserta didik harus terlatih melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang sehingga ia bisa memahami perbedaan. Peserta didik harus terlatih menyelaraskan antara apa yang dipikirkan, apa yang dituturkan, dan apa yang dilakukan. Peserta didik harus terlatih belajar mandiri dan berkelompok dengan peserta didik lain meski berbeda latar belakang sosial, etnik, budaya, atau agama. Ingat, kita tidak bisa mengubah asal kita, tapi kita bisa mengubah pola pikir kita.

Semoga kebijakan pendidikan diskriminatif di masa lampau yang kini melahirkan kesenjangan sosial, marginalisasi, dan kemiskinan sebagai pangkal gerakan fundamentalisme dan radikalisme tidak akan pernah terulang dalam perjalanan sejarah bangsa ini di masa depan. Hal ini dikarenakan konsep gerakan pendidikan sebagai gerakan semesta akan berlangsung demi harga diri Bangsa Indonesia di mata dunia.

Maju terus pendidikan Indonesia. Perjalanan mencapai tujuan tidak boleh padam. Pendidikan itu proses seumur hidup. Jangan sampai ada lagi situasi sulit dan membingungkan yang terkadang membuat jiwa peserta didik galau, apalagi selalu bawa perasaan. Aku, kamu, dan kalian adalah satu untuk pelaksanaan konsep pendidikan yang lebih humanis sebagai gerakan untuk semesta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun