Mohon tunggu...
Achmad Faisal
Achmad Faisal Mohon Tunggu... Freelancer - Artikel Perempuan Yang Sangat Menginspiratif

Menceritakan atau memberi tips seputar permasalahan pada wanita di era milenial terkini dengan berbagai artikel motivasi yang inspiratis yang di harap dapat sangat bermanfaat pada pembaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sustainable Development Goals - Indonesia Masih Jauh dari Setara

17 April 2022   08:56 Diperbarui: 17 April 2022   08:59 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Masalah juga norma sosial patriarki dan penaklukan perempuan atas nama ajaran agama. (Selain itu) kekerasan terhadap perempuan terus meningkat dan terus meningkat," ujar media rsudtanjunguban.com.

Selain itu, meskipun Pekerjaan Layak dan Tujuan Pertumbuhan kedelapan meningkat 7,5 poin menjadi skor 64, perempuan yang bekerja di sektor formal dan informal belum menikmati hak dan perlindungan yang sama.

"Misalnya, PRT tidak berhak atas upah, jaminan sosial atau lingkungan kerja yang aman dan seringkali menjadi korban kekerasan. Organisasi masyarakat sipil, aktivis hak-hak perempuan dan aktivis buruh telah mendorong RUU tentang pekerjaan rumah tangga sejak tahun 2004, tetapi sejauh ini belum ada hasil yang nyata," jelas Justine.

Memperbaiki tujuan kesembilan, Justine mengatakan: "Pelaporannya adalah bahwa masih ada kesenjangan yang signifikan, terutama di antara perempuan di daerah terpencil di mana komunikasi dan jangkauan internet dan listrik terbatas."

Kemajuan yang lambat di Asia dan Pasifik

Aarushi Hana, Regional Coordinator for Asia EM2030, juga menyatakan bahwa lambatnya kemajuan menuju tujuh belas SDGs juga terlihat di kawasan Asia-Pasifik. Pasalnya, skor Asia-Pasifik yang mencapai 67,7 dari 100 tergolong rendah. EM2030 mengkhawatirkan: jika perkembangan yang lambat ini terus berlanjut, terutama di sektor kesetaraan gender, dunia mungkin hanya mencapai 71 dari 100 pada tahun 2030.

Kekhawatiran serupa juga digariskan dalam Laporan Kesenjangan Gender Global Forum Ekonomi Dunia 2021, yang mengatakan bahwa Asia Timur dan Pasifik telah berhasil menutup kesenjangan gender sebanyak 68,8 persen. Namun, jika kemajuan berlanjut dengan kecepatan yang sama, dibutuhkan sekitar 165 tahun untuk menutup kesenjangan tersebut.

Indonesia juga berusaha menutup kesenjangan gender sebesar 68,8 persen. Namun, Indonesia merosot ke peringkat 101 peringkat, sedangkan tahun lalu peringkat 85. Forum Ekonomi Dunia berpendapat dalam laporannya bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh kurangnya partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, kesenjangan upah dan tidak adanya perempuan dalam posisi kepemimpinan.

Dalam laporannya, World Economic Forum juga menyatakan bahwa pandemi COVID-19 juga mempengaruhi upaya untuk menutup kesenjangan gender. Misalnya, dalam hal partisipasi ekonomi, ILO menyatakan bahwa lima persen perempuan pekerja kehilangan pekerjaan dan 3,9 persen laki-laki. Pandemi juga mempercepat proses digitalisasi dengan membuka kesenjangan dalam profesi yang memiliki keterampilan teknologi. Misalnya, hanya 14% wanita yang berpartisipasi dalam komputasi awan, dan 32% dalam data dan kecerdasan buatan (AI).

Hana mengatakan terkait hasil laporan EM2030 dan dampaknya terhadap COVID-19, masih sulit diukur karena pendataan dilakukan sebelum pandemi. Namun, melihat situasi sebelum pandemi, kembali ke kehidupan normal saja tidak cukup, karena upaya yang dilakukan tidak cukup untuk mencapai kesetaraan dan inklusivitas gender untuk SDGs.

Oleh karena itu, ia merekomendasikan beberapa langkah, seperti mereformasi atau memberlakukan undang-undang yang ditujukan untuk kesetaraan gender, mendorong lebih banyak perempuan dalam posisi kepemimpinan atau kepemimpinan, dan menyediakan sumber dukungan finansial dan non-finansial bagi organisasi feminis untuk bekerja demi kebaikan. pemerataan dapat terus berlanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun