Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gajah Mada di Balik Pembunuhan Jayanagara

11 Agustus 2019   07:34 Diperbarui: 11 Agustus 2019   08:24 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya: Haris Poerwandi; Foto: Enggran Eko Budianto https://news.detik.com 

Sebagian sejarawan meragukan kalau kematian Jayanagara karena inisiasi murni Ra Tanca. Selain tidak ada data-data sejarah yang menguatkan, alasan Ra Tanca membunuh Jayanagara hanya karena istrinya digoda oleh Jayanagara juga kurang kuat. Amatlah logis kalau sebagian sejarawan memerkirakan bahwa Ra Tanca membunuh Jayanagara karena perintah dari pejabat penting di Majapahit.

Muncul asumsi bahwa pesuruh pembunuhan Jayanagara yang dilakukan oleh Ra Tanca adalah Gajah Mada. Mengingat Gajah Mada sontak membunuh Ra Tanca agar ia tidak membcorkan rahasia perihal siapakah pihak yang memerintah di hadapan pengadil negara.

Faktor lain yang menguatkan kebenaran asumsi bahwa pesuruh pembunuhan Jayanagara oleh Ra Tanca adalah Gajah Mada. Bisa jadi, Gajah Mada diperintah oleh Gayatri -- ibu dari Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat -- yang tidak menyetujui kedua putrinya disunting Jayanagara.

Namun asumsi di muka tetap berpulang sebagai asumsi. Mengingat asumsi tersebut hanya berupa tafsir yang bersumber dari Serat Pararaton, karya sejarah pada zaman pertengahan yang diyakini bercampur dengan fiksi dan dongeng. Sementara, Kakawin Nagarakretagama yang ditulis Mpu Prapanca pada zaman Hayam Wuruk tidak memberikan penjelasan mengenai kasus pembunuhan Jayangara yang dilakukan Ra Tanca. 

Sekali lagi ditandaskan bahwa karena tidak ada bukti-bukti sejarah yang kuat, maka kematian Jayanagara masih misterius sampai sekarang. Sehingga banyak sejarawan belum mengetahui dengan pasti penyebab kematian Jayanagara. Satu yang mereka ketahui dengan berdasarkan Serat Pararaton bahwa arwah Jayanagara didarmakan di Candi Srenggapura di Kapopongan dengan arca di Antawulan. Sedangkan menurut Kakawin Nagarakretagama, Jayanagara dicandikan di pura berlambang arca Wisnuparama, di Silapetak dan Bubat sebagai Wisnu, dan di Sukalila sebagai Buddha jelmaan Amoghasiddhi. [Sri Wintala Achmad]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun