BERDASARKAN Serat Pararaton, Jayanagara yang dikenal dengan nama Raden Kalagemet merupakan putra Dyah Wijaya dan Dara Petak dari Negeri Dharmasraya (Sumatera). Ketika menjadi raja Majapahit, Jayanagara tidak memiliki putra. Karena khawatir tahta akan jatuh di luar keturunannya, Jayanagara melarang kedua adik tirinya yakni Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat untuk menikah dengan ksatria lain. Sebaliknya, Jayanagara ingin menikahi kedua adik tirinya tersebut.
Kabar perihal Jayanagara yang ingin menikahi Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat itu disampaikan oleh Ra Tanca pada Gajah Mada. Selain itu, Ra Tanca pula menceritakan bahwa Jayanagara pula telah mengganggu istrinya. Namun dengan sikap dinginnya, Gajah Mada tidak memedulikan laporan Ra Tanca.
Suatu hari, Ra Tanca yang merupakan tabib istana itu dipanggil masuk ke istana oleh Gajah Mada untuk mengobati sakit bisul Jayanagara. Pada waktu itu, Ra Tanca berhasil membunuh Jayanagara di tempat tidur dengan ditusuk taji beracun. Gajah Mada yang mengetahui praktik pembunuhan Jayanagara tersebut bergegas menikam Ra Tanca. Peristiwa berdarah yang menimpa Jayanagara dan Ra Tanca di istana Majapahit tersebut terjadi pada tahun 1328.
Di kalangan para sejarawan, wafatnya Jayanagara di tangan tabib Ra Tanca menimbulkan pertanyaan. Benarkah Ra Tanca membunuh Jayanagara hanya karena raja Majapahit tersebut telah mengganggu istrinya? Benarkah Ra Tanca membunuh Jayanagara karena semula turut mendukung pemberontakan Ra Kuti dari balik layar? Benarkah Ra Tanca membunuh Jayanagara karena inisiasinya sendiri? Dari ketiga pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang berdasarkan suatu analisa logis dan obyektif.
Membunuh Jayanagara Berdasarkan Inisiasi Sendiri
Tersebutkan bahwa Ra Tanca yang merupakan tabib istana Majapahit pernah mengobati Ra Kuti sewaktu terluka ketika berperang melawan pasukan Bhayangkara. Dari sinilah muncul pendapat bahwa Ra Tanca turut mendukung pemberontakan Ra Kuti terhadap kekuasaan Jayanagara.
Semasa Jayanagara kembali ke istana Majapahit dari Desa Bedander paska penumpasan pemberontakan Ra Kuti, Ra Tanca masih diakui sebagai tabib. Dari realitas tersebut dapat diperkirakan bahwa Ra Tanca merupakan tabib andalan Majapahit. Sehingga, Ra Tanca mendapat ampunan dari Jayanagara.
Dalam perkembangan selanjutnya, Ra Tanca mengetahui bahwa Jayanagara telah menggoda istrinya. Bermula dari sinilah, Ra Tanca berhasrat membunuh Jayanagara sewaktu gering. Karenanya ketika Ra Tanca diminta oleh pihak istana untuk mengobati Jayanagara, bukannya menyembuhkan, melainkan membunuhnya. Tetapi, naas bagi Ra Tanca. Sesudah Jayanagara tewas, perbuatan Ra Tanca diconangi oleh Gajah Mada. Sebagai orang kesayangan Jayanagara, Gajah Mada membunuh Ra Tanca.
Kisah tentang Ra Ta Tanca yang membunuh Jayanagara dan Gajah Mada yang membunuh Ra Tanca tersebut dikisahkan di dalam Serat Pararaton bagian 8, sebagai berikut:
Jayanagara memiliki dua orang saudara perempuan, lain ibu, mereka tak diperbolehkan kawin dengan orang lain, akan diambil sendiri. Pada waktu itu tak ada ksatria di Majapahit, setiap ksatria yang tampak lalu dilenyapkan, jangan-jangan ada yang mengingini adiknya itu. Itulah sebabnya maka ksatria-ksatria bersembunyi tidak keluar.Â
Istri Tanca menyiarkan berita, bahwa ia diperlakukan tidak baik oleh Jayanagara. Tanca dituntut oleh Gajah Mada. Kebetulan Jayanagara menderita sakit bengkak, tak dapat pergi keluar, Tanca mendapat perintah untuk melakukan pembedahan dengan taji, ia menghadap di dekat tempat tidur. Jayanaga ditusuk oleh Tanca dengan taji sekali dua kali, tidak makan tajinya, lalu raja diminta agar supaya meletakkan jimatnya, ia meletakkan jimatnya di dekat tempat tidur, ditusuk oleh Tanca, tajinya makan, diteruskan ditusuk oleh Tanca, sehingga mati di tempat tidur itu. Tanca segera dibunuh oleh Gajah Mada, matilah Tanca.