Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membaca Simbol di Balik Pertunjukan dan Tokoh Wayang

2 Juli 2019   11:00 Diperbarui: 3 Juli 2019   00:17 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://wargajogja.net 

Dalang adalah seorang yang memainkan wayang-wayang pada sebentang kelir. Secara simbolik, dalang dimaknai sebagai penggerak kehidupan wayang-wayang. Dengan demikian, dalang dapat dimaknai sebagai roh (rah/darah) atau nyawa (hawa) yang menggerakkan raga (wayang). Namun terdapat persepsi lain yang mengatakan, bahwa dalang disimbolkan sebagai tuhan terhadap wayang-wayang yang merupakan simbol makhluk ciptaannya.

Wiraswara, Sinden, Wiyaga, dan Gamelan

Wiraswara, Sinden, Wiyaga, dan Gamelan dalam pertunjukkan wayang purwa tidak memiliki makna khusus secara simbolik. Sekalipun keberadaan Wiraswara, Sinden, Wiyaga, dan Gamelan hanya sebagai pelengkap sekunder dalam pertunjukan wayang purwa; namun dapat menjadi faktor pemikat pada setiap penonton. Dengan demikian; Wiraswara, Sinden, Wiyaga, dan Gamelan dapat dimaknai sebagai garam di dalam kehidupan wayang.

Wayang

Wayang adalah boneka-boneka yang dibuat dari kulit kerbau. Melalui seorang dalang, wayang-wayang tersebut dimainkan dengan latar belakang kelir di panggung kehidupannya. Wayang dimaknai sebagai bayangan yang dapat ditangkap oleh penonton dari belakang kelir. Namun dalam perkembangannya, pertunjukan wayang ketika dimainkan kini disaksikan oleh penonton dari depan kelir. Sehingga wayang tidak lagi dimaknai sebagai bayangan, melainkan figur makhluk Tuhan itu sendiri.

Wayang sebagai Teladan

Melalui wiracarita Ramayana dan Mahabarata dapat diketahui bahwa wayang merupakan simbol dari makhluk Tuhan (salah satunya manusia) yang berkarakter baik (protagonis) dan berkarakter jahat (antagonis). Di dalam naskah Ramayana, wayang-wayang yang berkarakter baik adalah pengikut Rama Wijaya (Raja Ayodia). 

Sebaliknya, para pengikut Rahwana (Raja Alengka) diklaim memiliki karakter jahat. Sekalipun beberapa pihak mengatakan, bahwa kedua adik Rahwana yakni Kumbakarna dan Wibisana berkarakter baik tidak sebagaimana Sarpakenaka.

Sementara dalam naskah Mahabarata, wayang yang berkarakter baik diklaim sebagai pengikut Pandawa (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa) dari Amarta. 

Sebaliknya, wayang berkarakter jahat adalah pengikut Korawa (Duryudana dan 99 adiknya) dari Hastinapura. Sekalipun terdapat tiga tokoh yang berpihak pada Hastinapura seperti Resi Bisma, Baladewa, dan Karna berkarakter baik.

Berangkat dari setiap tokoh wayang memiliki karakter, maka pertunjukan wayang memiliki tujuan tidak hanya sebagai tontonan (hiburan), namun pula sebagai tuntunan (pembelajaran) yang sarat dengan tatanan (pakem) bagi setiap penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun