SETIAP aktivitas niscaya memiliki tujuan. Karenanya, belajar di sekolah yang merupakan aktivitas dari anak didik tersebut pula memiliki tujuan. Berdasarkan penelitian dan pengamatan, bahwa belajar dari anak didik memiliki tujuan. Di mana, tujuan tersebut tidak hanya dimiliki oleh anak didik; namun pula orang tua, sekolah, dan pemerintah (negara). Berikut penjelasannya:
Anak didik
Bagi anak didik yang belajar di sekolah baik panggilan diri sendiri maupun permintaan orang tua memiliki tujuan sebagai berikut:
- Ingin menjadi manusia pintar yang memiliki akhlak mulia hingga berguna bagi nusa, bangsa, dan negara.
- Merealisasikan cita-citanya yang tinggi.
- Memerdalam ilmu dan keahlian hingga dapat bekerja atau menciptakan lapangan kerja yang bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan ekonominya.
Orang tua
Di dalam menyekolahkan anak, seorang anak memiliki tujuan tersendiri. Adapun tujuan orang tua agar anaknya belajar di sekolah, antara lain:
- Dapat menaikkan derajat (mikul dhuwur mendhem jero) pada orang tua.
- Agar anak yang kelak berkeja dengan berbekal ilmu, pengetahuan, dan keahlian yang diperoleh dari sekolah dapat hidup mandiri dan tidak tergantung pada orang tuanya.
- Agar anak kelak menjadi manusia yang berguna bagi bangsa, negara, dan agama.
SekolahÂ
Pihak sekolah baik swasta maupun negeri, anak didik yang belajar dalam asuhan para guru diharapkan kelak menjadi manusia yang berprestasi dan memiliki akhlak yang baik. Dikarenakan, anak didik yang tidak memiliki prestasi dan tidak berakhlak baik justru menodai nama baik sekolah.
Negara
Bagi negara, tujuan anak didik belajar di sekolah guna menunjang program pemerintah yang meliputi:
- Pemberantasan buta aksara.
- Mencerdaskan bangsa.
- Menciptakan tenaga ahli dan terampil di berbagai bidang yang dapat membangun bangsa dan negara hingga mencapai kemajuan dan perkembangannya yang signifikan.
Tujuan Belajar Menurut Orang Jawa
PADA zaman dahulu, sewaktu belum ada sekolah formal di Indonesia, anak orang Jawa yang telah mencapai usia muda selalu mengembara untuk mencari ilmu pada seorang guru, brahmana, atau orang tua yang memiliki ilmu dan pengetahuan luas. Selain ilmu bela diri, pemuda Jawa mencari ilmu agama dan filsafat (kebijakan) yang sangat berguna dalam kehidupannya.