sepenggal bulan kesiangan yang
kausketsakan dengan palet ranting cemara
pada hamparan pasir pantai baru
mengingatkan lelaki berdada retak
seusai kaupenggal mimpi bianglalanya
hingga fajar gagal membentuk kurva cinta
bersama olengnya perahu kertas
kandas di tengah pelayaran
berlagak sebagai seorang penyair
lelaki memrasastikan sayatan hatinya
ke dalam sajak-sajak kutukan yang
diposkan ke facebook, instagram, dan blogspot
sementara kau pergi serupa angin
meninggalkan sketsa sepenggal bulan
koyak-moyak tersapu gelombang
sebelum laut mewartakan perkabungan cinta
-Sri Wintala Achmad-