Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguak Filosofi Jawa dalam Tari Bedaya dan Serimpi

10 Mei 2018   20:35 Diperbarui: 10 Mei 2018   21:23 2895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan jumlah cakra di dalam diri manusia (cakra mahkota/sahasra yang terletak di ubun-ubun, cakra ajna yang terletak di antara kedua mata, cakra tenggorokan/vishudda yang terletak di tenggorokan, cakra jantung/anahata yang terletak di tengah dada.

Cakra pusar/manipura yang terletak di pinggang atau perut, cakra seks/svadisthana yang terletak di bawah perut, cakra dasar/maludara yang terletak di antara alat kelamin dan anus, dan kedua cakra lainnya yang terletak di telapak tangan kanan dan kiri).

Terdapat suatu pendapat yang berbeda, bahwa 9 penari dalam tari bedhaya melambangkan manusia beserta anggota badannya, yakni: batak (jiwa dan pikiran), jangga/gulu (leher), dada, endhel ajeg (nafsu/hasrat), apit ngarep (lengan kanan), apit mburi (lengan kiri), buncit (simbol organ seks), endhel weton (kaki kanan), dan apit meneng (kaki kiri).

Secara filosofis, sembilan penari dalam tari bedhaya menyimbolkan 9 arah mata yang dikuasai 9 dewa, yakni: utara dikuasai Sang Hyang Bathara Wisnu, timur laut dikuasai Sang Hyang Bathara Sambu, timur dikuasai Sang Hyang Bathara Iswara, tenggara dikuasai Sang Hyang Bathara Mahasora.

Selatan dikuasai Sang Hyang Bathara Brahma, barat daya dikuasai Sang Hyang Bathara Rudra, barat dikuasai Sang Hyang Bathara Mahadewa, barat laut dikuasai Sang Hyang Bathara Sengkara, dan tengah dikuasai Sang Hyang Bathara Siwa. Selanjutnya 9 arah mata angin itu menyimbolkan mikrokosmis (jagad alit) dan makrokosmis (jagad ageng).

Tari Serimpi 

Berbeda dengan tari bedhaya. Tari Serimpi tidak dimainkan oleh 9 penari wanita, melainkan 4 penari wanita. Terdapat banyak ragam tari Serimpi, di antaranya:  Serimpi Anglir Mendhung (karya Sunan Pakubuwana IV), Serimpi Tameng Gita (karya Sunan Pakubuwana VIII), Serimpi Gandakusuma (karya Sunan Pakubuwana IX).

Serimpi Sukarsih (karya Sunan Pakubuwana VIII), Serimpi Sangupati (karya Sunan Pakubuwana IX), Serimpi Lobong (karya Sunan Pakubuwana IX), Serimpi Glondhong Pring (karya Sunan Pakubuwana IX), Serimpi Ludira Madu (karya Sunan Pakubuwana V), dll.

Dari masing-masing tari serimpi memiliki perbedaan dalam hal tata rambut, tata busana, dan senjata yang digunakan. Namun semua tari serimpi terkesan mengadopsi cerita dalam Babad Menak dan terdapat gerakan ngleyang. 

Perubahan posisi dari berdiri ke berlutut disertai gerakan melengkungkan badan ke belakang samping kanan, yang terlihat hendak jatuh pingsan.

Secara filosofis, jumlah 4 penari wanita dalam tari serimpi melambangkan 4 arah mata angin, yakni: utara, timur, selatan, dan barat. Selain itu, jumlah 4 penari wanita dalam tari serimpi melambangkan 4 unsur alam, yaitu: hagni (api), maruta (udara), tirta (air), dan bantala (tanah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun