Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bintang-bintang yang Berjatuhan di Pangkuan

16 April 2018   23:23 Diperbarui: 16 April 2018   23:29 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.suratkabar.id/10285/news/wow-akan-banyak-fenomena-alam-yang-terjadi-di-bulan-ini-fenomenanya-yaitu-baca-ini

Tengah malam, Mahmud siuman. Surti yang semula mencemaskan keadaan suaminya itu tampak senang. Melihat wajah istrinya yang menyerupai purnama di ufuk timur, ia heran. "Kenapa kamu tampak senang, Surti? Padahal kalau tahu kabar yang akan aku sampaikan, kamu pasti marah. Amplop gajianku terjatuh di jalan."

"Lupakan, Kang! Itu bukan rezeki kita." Surti memberikan dua amplop besar pada Mahmud dengan tangan bergetar. "Itu pemberian Pak Achmad yang menolong kamu sewaktu pingsan."

"Pak Achmad? Achmad, siapa?"

"Pimpinan pabrik tekstil, di mana kamu pernah bekerja."

Bergegas Mahmud membuka amplop pertama. Mengetahui uang THR lima juta di amplop itu, ia serasa terlempar ke negeri mimpi. Ia semakin berbunga-bunga hatinya seusai membuka amplop kedua. Amplop berisi surat resmi yang menyatakan ia dipanggil kembali sebagai karyawan, karena tidak terbukti mencuri kain dari gudang. Dalam rasa syukur paling puncak, ia teringat kembali tentang bintang-bintang di langit yang berjatuhan di pangkuannya.

-Sri Wintala Achmad-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun