Tengah malam, Mahmud siuman. Surti yang semula mencemaskan keadaan suaminya itu tampak senang. Melihat wajah istrinya yang menyerupai purnama di ufuk timur, ia heran. "Kenapa kamu tampak senang, Surti? Padahal kalau tahu kabar yang akan aku sampaikan, kamu pasti marah. Amplop gajianku terjatuh di jalan."
"Lupakan, Kang! Itu bukan rezeki kita." Surti memberikan dua amplop besar pada Mahmud dengan tangan bergetar. "Itu pemberian Pak Achmad yang menolong kamu sewaktu pingsan."
"Pak Achmad? Achmad, siapa?"
"Pimpinan pabrik tekstil, di mana kamu pernah bekerja."
Bergegas Mahmud membuka amplop pertama. Mengetahui uang THR lima juta di amplop itu, ia serasa terlempar ke negeri mimpi. Ia semakin berbunga-bunga hatinya seusai membuka amplop kedua. Amplop berisi surat resmi yang menyatakan ia dipanggil kembali sebagai karyawan, karena tidak terbukti mencuri kain dari gudang. Dalam rasa syukur paling puncak, ia teringat kembali tentang bintang-bintang di langit yang berjatuhan di pangkuannya.
-Sri Wintala Achmad-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H