Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menguak Makna Filosofis Kuliner Jawa

10 April 2018   12:10 Diperbarui: 10 April 2018   20:33 3776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://pinkkorset.com/2016/nikmatnya-kuliner-jawa-di-fkb-2016/

SERAT Centhini yang disusun oleh R. Ng. Ranggasutrasna, R. Ng. Yasadipura II, R.Ng. Sastradipura, Pangeran Jungut Manduraja, dan Kiai Mohammad di bawah koordinasi RM Sugandi (Sri Susuhunan Pakubuwana IV) pada 1814 menyebutkan bahwa kuliner tradisi Jawa menurut proses pengolahannya terbagi menjadi 4 macam, yakni: pertama, kuliner yang sinujen (dijapit); kedua, kuliner yang binakar(dibakar); ketiga, kuliner yang ginoreng (digoreng); keempat, kuliner yang ginodhog (digodok).

Kuliner tradisi Jawa yang terbagi menjadi 9 jenis yang terdiri dari minuman, nasi, sayuran, lauk-pauk, lalapan, sambal, jenang, buah, dan kue tersebut bukan hanya enak di lidah saat dikonsumsi, namun pula mengandung makna filosofis yang dalam. Berikut sebagian dari kuliner Jawa yang memiliki makna filosofis:

Urap

http://menu-azib.blogspot.com/2016/09/resep-urap-bungkus-daun-pisang.html
http://menu-azib.blogspot.com/2016/09/resep-urap-bungkus-daun-pisang.html
Kata urap (nama lain dari gudhangan) berasal dari bahasa Jawa urip yang artinya hidup. Orang hidup bukan sekadar mengacu pada raga, namun batin (cipta, rasa, dan karsa). Dari sini bisa disebutkan bahwa kesempurnaan orang hidup harus menggunakan akal-budi di dalam mencapai tujuan mulia yang dibutuhkan raga.

Seseorang pula harus memenuhi kebutuhan batin. Karenanya, orang tersebut harus berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Sang Pemberi Hidup yang telah memberikan akal-budi dan kenikmatan tak terkira kepada setiap orang sehingga dapat memiliki kesadaran horisontal dan transendental. 

Sayur lodheh

http://www.dapurkobe.co.id/sayur-lodeh-pedas
http://www.dapurkobe.co.id/sayur-lodeh-pedas
Bagi masyarakat Jawa, sayur lodheh disimbolkan sebagai sarana tolak balak. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari 12 bahannya, yakni: labu kuning, kacang panjang, terong, kluwih, daun so, kulit mlinjo, labu siam, pepaya muda, nangka muda, kobis, bayung, dan kecambah kedelai. Angka 12 yang terdiri dari 1 + 2 bila dijumlah menghasilkan angka 3. Menurut filosofi Jawa, angka 3 merupakan upaya untuk meraih kehidupan yang dilindungi Tuhan.

Sayur Bening

http://www.tokomesin.com/peluang-bisnis-sayur-bening-bayam-jagung-manis-dan-analisa-usahanya.html
http://www.tokomesin.com/peluang-bisnis-sayur-bening-bayam-jagung-manis-dan-analisa-usahanya.html
Banyak orang Jawa memaknai sayur bening sebagai simbol kejernihan hati dan pikiran manusia. Maka dengan mengonsumsi sayur bening, manusia yang sedang kebingungan diharapkan dapat memeroleh petunjuk Tuhan sesudah jernih hati dan pikirannya. 

Ketupat

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170624131559-262-223915/mencari-beda-ketupat-lontong-dan-buras
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170624131559-262-223915/mencari-beda-ketupat-lontong-dan-buras
Ketupat merupakan salah satu jenis kuliner berupa nasi yang dibungkus dengan anyaman janur (daun kelapa yang masih muda). Terdapat beberapa nama ketupat, yakni: luar, tumpeng, sinto, kodhok, panggang, beton, dan bata.

Dari ketujuh macam ketupat tersebut yang berukuran paling kecil adalah ketupat beton (dibuat dengan 1 helai janur). Ketupat yang berukuran besar adalah ketupat bata (terbuat dari 4 atau 8 helai janur). Sementara, ketupat luar, tumpeng, sinto, kodhok, dan panggang yang berukuran normal terbuat dengan 2 helai janur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun