Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Peradaban Melalui Seni Ruang Publik

19 Maret 2018   07:18 Diperbarui: 19 Maret 2018   08:39 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: graffitisf.com/NorthMission

Apabila proyek sosialisasi puisi pendek sejenis haiku di ruang publik dengan melibatkan para penyair atau masyarakat umum tersebut dapat direalisasikan, maka akan terangsanglah kesadaran publik untuk gemar membaca, mengapresiasi, dan mengontemplasikan nilai-nilai yang tersirat di balik karya puisi atau haiku.

Di samping itu, proyek sosialisasi puisi pendek atau haiku ruang publik sangat kontekstual dengan zamannya. Zaman di mana publik semakin tidak memiliki waktu luang untuk membaca. Karena sebagian waktunya semakin cenderung dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.

Sekadar Catatan Akhir

Terlepas dari suka atau tidak suka, bahwa proyek mural dan street art sangat layak direalisasikan secara kontrinyu. Karena itu, tidak ada salahnya kalau proyek tersebut senantiasa melibatkan para kreator (seniman), masyarakat umum, lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, sponsor dan pendana, serta media massa cetak dan elektronik.

Selain dilaksanakan secara kontinyu, proyek mural dan street art seyogianya dikembangkan hingga mencapai tingkat kualitatifnya. Sehingga kota Yogyakarta akan menjadi museum seni dan budaya yang memiliki prospek cerah di dalam mendongkrak pegembangan dunia pendidikan dan pariwisata. Lebih jauh diharapkan, proyek tersebut akan menjadi embrio lahirnya peradaban baru di lingkup kehidupan publik Yogyakarta khususnya dan pendatang kota Berhati Nyaman pada umumnya.

[Sri Wintala Achmad]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun