Dari gagrak pakeliran Jawa, Yudirtira merupakan putra Kunthi Nalibrata yang lahir berkat benih dari Sang Hyang Bathara Darma dan bukan dari Pandu Dewanata (Raja Hastinapura pasca pemerintahan Kresna Dwipayana/Abiyasa).
Sebagai putra Sang Hyang Bathara Darma, Yudistira yang dikenal dengan nama lain Puntadewa, Samiaji, Wijakangka, atau Darma Kusuma tersebut memiliki sifat dermawan atau di dalam istilah Jawa sering disebut dengan lila donya lan pati. Selalu mengikhlaskan harta, benda, dan bahkan kematiannya sendiri, jiklau ada orang lain yang menghendaki.
Kresna
Kresna yang bernama kecil Narayana itu merupakan putra dari Prabu Basudewa dari Kerajaan Mandura. Kresna memiliki kakak bernama Kakrasana yang kelak menjadi Raja Mandura dengan gelar Prabu Baladewa, serta memiliki adik perempuan bernama Lara Ireng (Subadra), istri dari Arjuna.
Selain sebagai Raja Dwarawati, Kresna yang menggunakan gelar Sri Bathara Kresna menjabat sebagai penasihat Kerajaan Indraprasta. Manakala terjadi perang besar antara Korawa dan Pandawa yang dikenal dengan Baratayuda, Kresna yang mendapatkan anugerah dari Sang Hyang Bathara Guru berupa Kitab Jitabsara itu menjadi botoh para Pandhawa.
Sebagai titisan Sang Hyang Bathara Wisnu, Kresna memiliki sifat memelihat alam semesta (hamemayu hayuning bawana). Selain itu, Kresna dikenal sebagai seorang politikus cerdas dan bijak; memiliki kesaktian tak tertandingi karena memiliki pusaka Cakra Baskara, dapat menghidupkan orang mati sebelum waktunya karena memiliki pusaka Kembang Wijayakusuma, dan mampu mengetahui segala sesuatu bakal terjadi karena memiliki pusaka Kaca Paesan.
Baladewa
Baladewa merupakan putra dari Prabu Basudewa dari Kerajaan Mandura. Baladewa yang memiliki nama kecil Kakrasana itu memiliki adik bernama Narayana (Kresna) dan Lara Ireng (Subadra). Sesudah Prabu Basudewa turun takhta, Kakrasana dinobatkan sebagai Raja Mandura dengan menggunakan gelar Tiyang Agung Mandura Prabu Baladewa.