Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Ranjaban Abimanyu [Bagian 2]

7 Maret 2018   22:54 Diperbarui: 7 Maret 2018   23:03 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pekerjaan apa yang harus hamba laksanakan?"

"Kembalilah ke perkemahan Glagah Tinulu. Sampaikan pesanku pada Abimanyu. Malam ini, Eyang Bisma ingin menyampaikan kabar penting kepada keponakanku itu."

"Perintah Kangjeng Adipati akan hamba laksanakan. Tapi...."

"Bekerjalah dulu! Upah akan datang dengan sendirinya, bila tugas sudah dilaksanakan."

"DP, Tuan?"

"Apa itu DP?"

"Perskot, Kangjeng Adipati." Gareng menjelaskan dengan gaya seorang guide pada seorang wisman. "Istilah lain, uang muka."

"Oh.... Uang muka?"

"Benar, Kangjeng."

"Sayang! Aku tak bawa uang."

"Kalau tak bawa uang, keris atau baju bekas juga tak apa Kangjeng Adipati." Bagong yang semula diam turut nimbrung dalam pembicaraan. "Maklum! Petruk sedang membutuhkan banyak uang untuk melunasi biaya sekolah anak-anaknya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun