Kedok tari Topeng Pamindo berwarna putih kekuningan dengan rona wajah ceria. Keseluruhan tari Topeng Pamindo menceritakan keceriaan yang ditampilkan melalui bentuk mulut kedok setengah terbuka hingga sederetan giginya tampak. Bentuk mata kedok bagian atas setengah melingkar. Di sekitar tepi kening kedok, terdapat ukiran rambut dengan hiasan kembang pilis.
Tari Topeng Rumyang
Tari Topeng Romyang diiringi lagu Rumyang. Kedok tarian ini berwarna putih kecoklatan dan tanpa dihiasai rambut. Karakter tari yang ditampilkan di antara tari Topeng Panji dan Topeng Pamindo ini memiliki gambaran polos. Karakter yang tersirat pada tarian tersebut adalah ceria. Keceriaan ini digambarkan dengan mulut kedok tidak tertutup, bentuk matanya sipit dan cenderung datar, serta alis yang seolah diangkat menyerupai bentuk gunung.
Tari Topeng Tumenggung
Tari Topeng Tumenggung biasanya ditampilkan dalam pertunjukan lepas. Pada tarian ini digambarkan tokoh Tumenggung Magangdiraja yang diutus Raja Bawarna untuk menangkap Jingga Anom, seorang tumenggung dari Jongjola.
Tari Topeng Klana Wringut
Tari Topeng Klana Wringut biasanya diminati anak-anak dan ibu-ibu. Kedok Klana Wringut berwarna merah tua dengan ekspresi garang. Hidung mancung panjang. Kedok tersebut menggambarkan karakter raja saat melakukan dinas kerajaan. Demi menjaga kewibawaannya, penari tampak tegas, kejam, dan disiplin.
Tari Topeng Klana Udeng
Ciri tari Topeng Klana Udeng, kedok berkarakter drodos dengan bentuk hidung mancung panjang dan mendongak ke atas. Gambaran yang ditampilkan adalah sifat seorang di balik layar dengan perilaku kurang terkendali. Meskipun ia adalah raja, kedok drodos menggambarkan kegilaan serta sikap kurang kontrol dari seorang raja yang tengah kasmaran. Gerak tarian sangat ekspresif dengan tekanan-tekanan gerak yang kuat. Kaki penari acapkali diangkat kemudian menginjak kotak atau tepi kendang. Pasangan(kuda-kuda) cukup lebar dengan salah satu kaki di depan serta gelengan kepala yang ekspresif hingga mengesankan kekokohan keseluruhan gerak.
Jenis tarian Topeng Klana Udeng dimulai dengan dodoan, lalu unggah tengah(cepat atau naik), dan semakin deder (cepat). Pada tarian yang dikemas lebih cepat (10-15 menit) itu, dodoan tidak ditarikan. Hanya bagian tengah sebelum ngrasuk (mengenakan) kedok, irama menjadi dinamis dan semakin kaya gerakan. Puncak tari Topeng Klana Udeng yakni pada saat irama semakin cepat dan penari sudah mengenakan kedok.