Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memet Chairul Slamet, Komponis Berbasis Tradisi

23 Februari 2018   22:53 Diperbarui: 23 Februari 2018   23:26 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAGI Memet, musik adalah ibadah dan sekaligus sebagai media komunikasi jiwa dengan orang lain. Berpijak dari kredonya ini, musik menjadi media komunikasi transendental antara dirinya dengan Tuhan, serta komunikasi horisontal antara dirinya dengan masyarakat. Pengertian lain, musik menjadi media untuk menjalin hubungan kosmis yang bukan sekadar bersifat fisik, namun pula bersifat batiniah.

dokpri
dokpri
Peran musik dalam kehidupan manusia tidak dapat dipandang remeh. Memet berharap agar musik (khususnya, musik etnik kontemporer) tidak sebatas ditangkap kulitnya namun pula diselami nilai-nilai edukatifnya. Sehingga musik bukan hanya berperan sebagai tontonan, namun sebagai tuntunan hidup manusia.

Berakhir Memet berharap agar pemerintahan memerhatikan perkembangan musik etnik kontemporer. Dengan perhatian tersebut, musik etnik kontemporer akan menjadi salah satu ikon dan identitas Indonesia di mata internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun