Mohon tunggu...
ACHMAD ASSAHAL
ACHMAD ASSAHAL Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

-

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Sengketa Pemilu dan Dampaknya terhadap Pendidikan: Refleksi tentang Demokrasi dan Etika Pendidikan

9 Oktober 2024   21:49 Diperbarui: 9 Oktober 2024   21:49 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilu merupakan landasan demokrasi, yang mewakili suara rakyat dan menentukan arah kepemimpinan suatu negara. Namun, sering kali terjadi perselisihan, terutama dalam bentuk penyimpangan pemilu, gugatan terhadap hasil pemilu, dan pertarungan hukum. Sengketa-sengketa tersebut dapat berdampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk sistem pendidikan. Di Indonesia, negara yang berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan prinsip-prinsip demokrasi, dampak dari sengketa pemilu yang bergema hingga ke sekolah-sekolah dan universitas-universitas, mempengaruhi etika pendidikan, supremasi hukum, dan masa depan pendidikan Indonesia.

Artikel ini mengeksplorasi hubungan yang rumit antara sengketa pemilu dan pendidikan di Indonesia, dengan fokus pada bagaimana konflik-konflik tersebut membentuk nilai-nilai demokrasi bangsa dan fondasi etika yang memandu para pendidik.

Beberapa opini saya tentang hubungan antara pemilu dan dampaknya dalam pendidikan pada negara yang dimana hal tersebut merefleksikan tentang demokrasi dan etika :

A.    Sengketa Pemilu: Ujian bagi Demokrasi dan Negara Hukum 

Sengketa pemilu bukan hanya tentang mempertanyakan hasil pemilu, tetapi juga merupakan ujian bagi kekuatan demokrasi suatu negara. Di Indonesia, sengketa pemilu ditangani melalui kerangka hukum yang kompleks yang dirancang untuk memastikan keadilan dan transparansi. Mahkamah Konstitusi berperan sebagai penengah utama dalam kasus-kasus terkait pemilu, mengadili perselisihan yang berkisar dari tuduhan kecurangan suara hingga pelanggaran konstitusi.

Dalam pertarungan hukum ini, putusan MK dapat menegakkan proses demokrasi atau mengungkap kerentanannya. Di negara yang begitu beragam dan padat penduduknya seperti Indonesia, perselisihan-perselisihan ini sering kali lebih dari sekadar masalah hukum; perselisihan-perselisihan ini merupakan cerminan dari ketegangan sosial dan tantangan untuk menyeimbangkan berbagai kepentingan.

Namun, bagaimana hal ini mempengaruhi sistem pendidikan? Demokrasi dan supremasi hukum adalah komponen penting dari Profil Mahasiswa Pancasila, seperangkat nilai yang berusaha menanamkan tanggung jawab kewarganegaraan, penghormatan terhadap keragaman, dan kepemimpinan yang beretika pada mahasiswa Indonesia. Cara penyelesaian sengketa pemilu memiliki dampak langsung pada persepsi keadilan dan etika di masyarakat, memberikan contoh bagi generasi muda yang kelak akan memimpin bangsa.

B.    Peran Pendidikan dalam Menumbuhkan Nilai-Nilai Demokrasi 

 Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk pemimpin masa depan suatu negara, menjadikan sekolah dan universitas sebagai tempat yang vital untuk mempromosikan nilai-nilai demokrasi. Sistem Hukum Pancasila, yang berakar pada fondasi ideologis bangsa, menekankan keseimbangan antara hak-hak individu dan keharmonisan komunal, prinsip-prinsip yang sering kali menjadi inti dari perselisihan pemilu.

Ketika perselisihan pemilu terjadi, hal tersebut mengganggu keseimbangan yang rapuh ini, dan gaungnya terasa di dalam institusi pendidikan. Para guru, administrator, dan siswa harus menghadapi ketegangan politik yang terjadi. Bagi para pendidik, tantangannya adalah menegakkan etika pendidikan -mempromosikan pemikiran kritis dan ketidakberpihakan, namun tetap memperhatikan kepekaan politik yang melingkupinya.

Oleh karena itu, sistem pendidikan di Indonesia harus mengambil peran proaktif dalam mengajarkan demokrasi. Pelajaran tentang keterlibatan warga negara, supremasi hukum, dan tanggung jawab etis warga negara sangat penting dalam mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi secara bermakna dalam proses demokrasi. Namun, ketika sengketa pemilu mengikis kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga demokrasi, menjadi sulit bagi para pendidik untuk membangkitkan kepercayaan terhadap sistem yang mereka ajarkan.

C.    Etika Pendidikan dalam Menghadapi Gejolak Politik 

Perselisihan pemilu sering kali memunculkan dilema etika yang harus dihadapi oleh para pendidik. Politisasi ruang pendidikan, terutama pada masa-masa pertikaian pemilu, menimbulkan tantangan yang signifikan terhadap tanggung jawab etis para guru dan administrator. Guru terikat oleh kode etik profesional, yang menuntut ketidakberpihakan dan keadilan dalam peran mereka sebagai pendidik.Namun, sengketa pemilu sering kali mendorong wacana politik ke dalam ruang kelas, sehingga memaksa guru untuk membahas isu-isu yang diperdebatkan sambil tetap menjaga netralitas.Pertanyaannya adalah: 

Bagaimana cara kita mendorong keterlibatan demokratis tanpa terlihat partisan?

Jawabannya terletak pada penegakan etika pendidikan sebagai landasan pengajaran. Guru harus menjadi teladan perilaku etis, memastikan bahwa ruang kelas mereka tetap menjadi tempat yang aman untuk berekspresi secara bebas dan penyelidikan kritis, terlepas dari iklim politik. Komitmen terhadap etika ini memperkuat pentingnya kejujuran dan keadilan, nilai-nilai yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan dan proses demokrasi.

D.    Korupsi, Sengketa Pemilu, dan Dampaknya terhadap Pendidikan

Salah satu konsekuensi yang tidak menguntungkan dari sengketa pemilu adalah potensi terjadinya korupsi. 

Ketika integritas pemilu dipertanyakan, bayang-bayang korupsi sering kali membayangi. Di negara yang sistem pendidikannya sudah bergulat dengan sumber daya yang terbatas, korupsi yang terkait dengan sengketa pemilu dapat semakin membebani sistem tersebut.

Korupsi memiliki dampak langsung terhadap pendidikan, karena korupsi mengalihkan dana yang seharusnya digunakan untuk sekolah, gaji guru, dan program-program pendidikan.Selain itu, ketika pejabat publik yang terlibat dalam sengketa pemilu terlibat dalam korupsi, hal ini mengirimkan pesan negatif kepada siswa tentang etika pelayanan publik.Korupsi merusak nilai-nilai demokrasi yang ingin ditanamkan oleh para pendidik kepada para siswa mereka, sehingga semakin penting bagi sekolah untuk menjadi mercusuar integritas dan transparansi.

E.     Sengketa Pemilu dan Masa Depan Pendidikan Indonesia 

Ke depannya, kemampuan Indonesia untuk menangani sengketa pemilu dengan adil dan transparan akan membentuk masa depan sistem pendidikannya. Demokrasi yang berfungsi dengan baik, bebas dari gejolak sengketa pemilu, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang stabil dan mendukung untuk pendidikan.

Institusi pendidikan harus terus memprioritaskan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar identitas bangsa. Hal ini berarti mempromosikan kepemimpinan yang beretika, memupuk rasa hormat terhadap keberagaman, dan mendorong siswa untuk terlibat dalam partisipasi kewarganegaraan. Namun, tujuan-tujuan ini hanya dapat dicapai jika lanskap politik yang lebih luas tetap kondusif bagi cita-cita demokrasi.

Sengketa pemilu, jika tidak dikelola secara efektif, dapat mengikis kepercayaan terhadap lembaga-lembaga politik dan sistem pendidikan. Untuk menjaga masa depan pendidikan Indonesia, sangat penting bahwa sengketa pemilu harus diselesaikan dengan cara yang menjunjung tinggi keadilan dan transparansi - nilai-nilai yang ingin diwariskan oleh para pendidik bangsa ini kepada generasi berikutnya.

Sengketa pemilu merupakan aspek yang tak terhindarkan dalam masyarakat demokratis, namun dampaknya jauh melampaui arena politik. Di Indonesia, sengketa pemilu memiliki dampak yang sangat besar terhadap pendidikan, mempengaruhi tanggung jawab etis para guru, membentuk nilai-nilai demokrasi pada siswa, dan mempengaruhi stabilitas sistem pendidikan secara keseluruhan.

Dengan memupuk komitmen yang kuat terhadap etika pendidikan, menjaga perlindungan hukum bagi para guru, dan mendorong keterlibatan demokratis di ruang kelas, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari sengketa pemilu dan terus membangun masa depan yang berakar pada nilai-nilai Pancasila. Hanya melalui upaya gabungan antara akuntabilitas hukum dan pendidikan yang beretika, bangsa ini dapat berharap untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh gejolak politik dan memastikan bahwa sistem pendidikan tetap menjadi pilar demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun