"Pendidikan di Masa Depan untuk Memperkuat Kearifan Lokal dan Karakter Berbudaya"
Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang memiliki kesadaran akan pentingnya melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang dimiliki. Masyarakat ini menghargai dan mempraktikkan adat istiadat, tradisi, seni, dan nilai-nilai kearifan lokal yang telah menjadi bagian dari identitas mereka. Masyarakat yang berbudaya juga cenderung memiliki sikap saling menghormati, toleransi, dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum, masyarakat yang berbudaya dianggap sebagai masyarakat yang memiliki kedewasaan dalam berpikir dan bertindak, serta mampu menjaga harmoni antara manusia dengan alam serta antarmanusia. Masyarakat yang berbudaya juga dapat diidentifikasi dari tingkat kepedulian mereka terhadap pendidikan, seni, dan kebudayaan secara luas.
"Menggali Kearifan Lokal Masyarakat yang Berbudaya Menurut Ki Hajar Dewantara"Â
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk masyarakat yang berbudaya. Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia yang legendaris, percaya bahwa pendidikan harus mendorong individu untuk menggali dan menghargai kearifan lokal sebagai bagian dari identitas dan jati diri mereka. Baginya, masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang tidak hanya melestarikan tradisi dan budaya leluhur, tetapi juga mampu mengembangkannya secara dinamis sesuai dengan tuntutan zaman.
Salah satu prinsip utama dalam pandangan Ki Hajar Dewantara tentang masyarakat yang berbudaya adalah konsep "jiwa kultural." Bagi Ki Hajar Dewantara, jiwa kultural ini adalah semangat dan kesadaran kolektif suatu masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Jiwa kultural ini tercermin dalam sikap, perilaku, dan tindakan sehari-hari masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan warisan budaya mereka.
Pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pembentukan karakter yang kuat dan beretika. Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang memiliki karakter yang utuh, yaitu memiliki integritas, kejujuran, dan sikap saling menghormati. Hal ini tercermin dalam hubungan antarindividu, antargenerasi, maupun dalam sikap terhadap alam dan lingkungan sekitar.
Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dan realitas lokal. Pendidikan harus mampu membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus memperkaya dan mengembangkan kearifan lokal yang mereka miliki.
Dengan demikian, masyarakat yang berbudaya menurut Ki Hajar Dewantara bukanlah sekadar masyarakat yang mempertahankan tradisi dan adat istiadat, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang memiliki identitas yang kuat, tetapi tetap terbuka terhadap perubahan dan perkembangan baru, serta mampu menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!