Mohon tunggu...
Achmad Asrori
Achmad Asrori Mohon Tunggu... Lainnya - IG : ahmad_asror

harapan hidup lancar dan tercukupi haha....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan untuk Kearifan Lokal dan Karakter Berbudaya

23 April 2024   18:35 Diperbarui: 23 April 2024   18:49 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hak cipta milik Achmad Asrori lokasi Bali

"Pendidikan di Masa Depan untuk Memperkuat Kearifan Lokal dan Karakter Berbudaya"

Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang memiliki kesadaran akan pentingnya melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang dimiliki. Masyarakat ini menghargai dan mempraktikkan adat istiadat, tradisi, seni, dan nilai-nilai kearifan lokal yang telah menjadi bagian dari identitas mereka. Masyarakat yang berbudaya juga cenderung memiliki sikap saling menghormati, toleransi, dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.

Secara umum, masyarakat yang berbudaya dianggap sebagai masyarakat yang memiliki kedewasaan dalam berpikir dan bertindak, serta mampu menjaga harmoni antara manusia dengan alam serta antarmanusia. Masyarakat yang berbudaya juga dapat diidentifikasi dari tingkat kepedulian mereka terhadap pendidikan, seni, dan kebudayaan secara luas.

Hak cipta milik Achmad Asrori Lokasi SMPN 8 Malang
Hak cipta milik Achmad Asrori Lokasi SMPN 8 Malang

"Menggali Kearifan Lokal Masyarakat yang Berbudaya Menurut Ki Hajar Dewantara" 

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk masyarakat yang berbudaya. Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia yang legendaris, percaya bahwa pendidikan harus mendorong individu untuk menggali dan menghargai kearifan lokal sebagai bagian dari identitas dan jati diri mereka. Baginya, masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang tidak hanya melestarikan tradisi dan budaya leluhur, tetapi juga mampu mengembangkannya secara dinamis sesuai dengan tuntutan zaman.

Salah satu prinsip utama dalam pandangan Ki Hajar Dewantara tentang masyarakat yang berbudaya adalah konsep "jiwa kultural." Bagi Ki Hajar Dewantara, jiwa kultural ini adalah semangat dan kesadaran kolektif suatu masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Jiwa kultural ini tercermin dalam sikap, perilaku, dan tindakan sehari-hari masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan warisan budaya mereka.

Pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pembentukan karakter yang kuat dan beretika. Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang memiliki karakter yang utuh, yaitu memiliki integritas, kejujuran, dan sikap saling menghormati. Hal ini tercermin dalam hubungan antarindividu, antargenerasi, maupun dalam sikap terhadap alam dan lingkungan sekitar.

Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dan realitas lokal. Pendidikan harus mampu membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus memperkaya dan mengembangkan kearifan lokal yang mereka miliki.

Dengan demikian, masyarakat yang berbudaya menurut Ki Hajar Dewantara bukanlah sekadar masyarakat yang mempertahankan tradisi dan adat istiadat, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang memiliki identitas yang kuat, tetapi tetap terbuka terhadap perubahan dan perkembangan baru, serta mampu menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas.

"Pendidikan di Masa Depan Memperkuat Kearifan Lokal dan Karakter Berbudaya"

Pendidikan di masa depan harus melampaui sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga menjadi wahana untuk memperkuat kearifan lokal dan karakter berbudaya. Ki Hajar Dewantara, dengan visinya tentang masyarakat yang berbudaya, memberikan pandangan yang berharga tentang bagaimana pendidikan dapat memainkan peran penting dalam hal ini.

Salah satu aspek utama dari pendidikan di masa depan adalah pengakuan yang lebih besar terhadap kearifan lokal. Ini tidak hanya berarti mempelajari sejarah dan tradisi lokal, tetapi juga menghargai nilai-nilai, norma, dan etika yang mendasari budaya tersebut. Pendidikan harus mengajarkan kepada generasi mendatang untuk menghargai keberagaman budaya dan memahami bahwa kekayaan suatu bangsa tidak hanya terletak pada pencapaian teknologi, tetapi juga pada warisan budaya yang dimilikinya.

Selain itu, pendidikan di masa depan harus memfokuskan pada pembentukan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai budaya. Hal ini melibatkan pembelajaran tentang nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, kerja sama, dan sikap saling menghormati. Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa karakter yang baik adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berdaya.

Pendidikan di masa depan juga harus mengintegrasikan kearifan lokal dalam kurikulum dan metode pembelajaran. Ini bisa dilakukan dengan memasukkan cerita, lagu, tarian tradisional, serta kearifan lokal lainnya ke dalam pembelajaran sehari-hari. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan minat belajar siswa, tetapi juga akan membantu memperkuat identitas budaya mereka.

Dengan demikian, pendidikan di masa depan harus menjadi wahana untuk memperkuat kearifan lokal dan karakter berbudaya. Hanya dengan cara ini kita dapat menciptakan masyarakat yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kedalaman budaya dan karakter yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun