Mohon tunggu...
Achmad Al Abil Novalerio A.
Achmad Al Abil Novalerio A. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Anthropology Student at Airlangga University

Memiliki kepribadian INTP, suka menulis terutama di bidang Social culture dan Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

The Peak of Serenity : How Mountain Climbing Combats Stress

2 Januari 2025   13:17 Diperbarui: 2 Januari 2025   13:17 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum mendaki, terutama bagi pemula atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, penting untuk mendapatkan persetujuan dari dokter. Hal ini memastikan kesiapan fisik untuk menghadapi tantangan mendaki.

2. Belajar dari pendaki yang berpengalaman 

Pendaki pemula disarankan untuk belajar dari pendaki yang lebih berpengalaman atau mengikuti pelatihan khusus. Hal ini membantu mereka memahami teknik dasar pendakian dan cara menghadapi situasi darurat.

3. Assess risk

Memahami risiko seperti cuaca buruk, medan berbahaya, atau kelelahan fisik sangat penting. Pendaki perlu merencanakan perjalanan dengan matang, termasuk membawa perlengkapan yang sesuai dan memastikan ketersediaan air serta makanan.

Conclusion

         Mendaki gunung menyatukan tantangan fisik, keindahan alam, dan fokus mental, menjadikannya aktivitas efektif untuk mengurangi stres. Dengan mengintegrasikan pendakian dalam gaya hidup, individu dapat membangun ketahanan mental, mengurangi kecemasan, dan memperkuat hubungan sosial. Selain memberikan manfaat kesehatan pribadi, aktivitas ini juga menumbuhkan apresiasi terhadap pelestarian lingkungan alam. Kombinasi antara aktivitas fisik, interaksi dengan alam, dan penguatan koneksi sosial tidak hanya membantu individu mengatasi tekanan hidup, tetapi juga mempromosikan kesehatan mental yang lebih baik, meningkatkan fokus, serta membangun rasa percaya diri dan resiliensi..

        Dengan pendekatan yang terarah, mendaki gunung tidak hanya menjadi sarana rekreasi, tetapi juga alat yang relevan dalam terapi berbasis alam, memberikan kontribusi yang melampaui bidang olahraga dan kesehatan fisik. Aktivitas ini memiliki aplikasi yang mendalam dalam terapi mental dan program pemulihan, menjadikannya semakin relevan di dunia modern yang penuh tekanan. Selain memberikan manfaat kesehatan fisik seperti kebugaran dan penguatan sistem kekebalan tubuh, mendaki gunung juga memberikan pengalaman mendalam dalam kesejahteraan mental dan hubungan sosial. Penekanan pada nilai terapi, keseimbangan mental, dan potensi rekreasi menjadikannya lebih dari sekadar tantangan ekstrem, tetapi juga investasi berharga untuk kualitas hidup, serta bagian penting dari pendekatan terapeutik dan kesehatan holistik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun