Bagaimana jika rakyat berkompromi diawali dengan penanganan kasus-"1. Lumpur Lapindo, 2. travel check yang melibatkan kader partai Golkar dan PDI-P, 3. Rekening gendut petinggi Polri, 4. Reformasi total terhadap Institusi pengakkan hukum,"- yang nanti akan kita analogikan sebagai "JAYAKATWANG ?" Dan sebagai gantinya, Kasus Bank Century dan Kelambanan Pemerintah SBY saat ini, akan kita anggap sama dengan bala tentara "KUBILAI KHAN" dari Mongolia yang datang ingin menaklukan Jawa tempo hari.
Rakyat diarahkan untuk mengalah sementara, agar bangsa Mongol ini bisa mengikis habis keberadaan JAYAKATWANG terlebih dahulu. Selama itu bisa di penuhi oleh SBY kedepan, rakyat diminta untuk tenang-tenang dulu dan tidak mengungkit-ungkit lagi kasus Bank Century serta tidak terlalu mengkritisi jalannya pemerintahan SBY.
Dalam ilusi kompromi ini, ada penawaran bagi rakyat untuk berangsur menang, meski sedikit. Hingga tahun 2014 nanti, rakyat akan kembali berpeluang untuk meneruskan sejarah, dengan mengambil langkah lain, seperti langkah yang pernah ditempuh oleh RADEN WIJAYA dulu. Yaitu memukul mundur tentara KUBILAI KHAN. Format kompromi yang seperti ini, minimal bisa memberikan rakyat harapan, untuk tidak kembali dipencundangi oleh para 'petinggi' di negeri ini.
Terlepas dari itu, reformasi sebenarnya sudah mulai membuahkan sedikit hasil. Tidakkah masih terlalu sayang untuk di buang ? dan terlalu mahal rasanya jika harus diganti dengan kata REVOLUSI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H