Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Dunia Ketiga Sudah di Depan Mata

7 Juni 2024   15:34 Diperbarui: 7 Juni 2024   15:34 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini dunia sedang berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Ada begitu banyak masalah yang membuat banyak negara termasuk di antaranya negara-negara maju sampai merasa khawatir dengan keadaan dunia saat ini yang penuh dengan ketegangan serta ketidakpastian.

Seakan dunia sudah berada di ambang kehancuran total dan bisa berdampak sangat mengerikan bagi seluruh umat manusia yang berada di dalamnya. Ada begitu banyak masalah yang tengah mengintai di depan mata, mulai dari krisis pangan yang bisa berdampak pada terjadinya kelaparan di banyak negara, perubahan iklim serta pemanasan global yang bisa mengakibatkan terjadinya bencana alam dalam skala yang belum pernah diprediksi, krisis energi yang juga memiliki dampak sama buruknya dengan perubahan iklim, serta terganggunya Supplay Chain (SC) yang mana langsung berdampak kepada sektor ekonomi serta dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi suatu negara, dan masih ditambah lagi dengan banyaknya ketegangan yang terjadi di berbagai wilayah yang bisa berujung pada aksi militer.

Mulai dari perang terbuka antara Ukraina dan Rusia yang sampai hari ini masih terus berlangsung karena adanya bantuan senjata dan uang yang berkelanjutan dari pihak Amerika dan sekutunya NATO. Adanya ketegangan yang semakin memuncak di Laut Cina Selatan yang sewaktu-waktu bisa berubah menjadi perang terbuka antara Republik Rakyat Cina (RRC) dan Amerika Serikat serta akan melibatkan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Adanya ketegangan antara pemerintah komunis pimpinan Xi Jinping yang sampai sekarang begitu berambisi ingin merebut kembali wilayah Taiwan yang selama ini menganut sistem demokrasi yang mana, ini sangat bertolak belakang dengan sistem komunis yang selama ini dianut di kawasan Cina daratan. Krisis yang tengah terjadi di Taiwan saat ini, jika sampai berubah menjadi perang terbuka dengan Cina akan memiliki dampak yang sangat mengerikan bagi dunia industri terutama semikonduktor.

Belum selesai ketegangan yang terjadi di berbagai belahan dunia, kini muncul ketegangan baru yang dampaknya bisa lebih buruk jika sampai konflik ini meluas dan berubah menjadi Perang Dunia Ketiga. Saat ini kawasan di Timur Tengah atau tepatnya di Jazirah Arab mulai terasa memanas akibat dari meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.

Yang mana, ketegangan ini dipicu oleh agresi militer Israel ke wilayah Jalur Gaza Palestina untuk membalas serangan mendadak yang dilakukan oleh para pejuang Hamas dengan masuk ke dalam wilayah Israel serta melakukan penculikan kepada warga sipil Israel. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 7 Oktober 2023 inilah yang menandai dimulainya kebiadaban serta genosida terhadap warga sipil Palestina yang dilakukan oleh militer Israel di bawah pemerintahan sayap kanan Netanyahu.

Kekejaman serta kebiadaban militer Zionis terhadap warga sipil Palestina yang tidak berdosa inilah yang memantik api perlawanan dari kelompok milisi Hizbullah yang menguasai wilayah di selatan Lebanon dan terafiliasi dengan pemerintah Iran. Perlawanan terhadap kekejaman negara Zionis juga muncul dari milisi Houthi yang berada di Yaman.

Milisi Houthi di bawah pimpinan Abdul Malik al-Houthi yang juga terafiliasi dengan Iran melakukan aksi perlawanan terhadap kekejaman pasukan Israel di Jalur Gaza dengan menyerang kapal-kapal dagang yang tengah melintas di Laut Merah serta memiliki afiliasi dengan Israel. Penyerangan yang terus menerus dilakukan oleh milisi Houthi ini telah merubah perairan di Laut Merah menjadi perairan yang paling berbahaya di muka bumi.

Penyerangan yang intens dilakukan oleh milisi Houthi cepat atau lambat akan berdampak kepada sektor ekonomi, transportasi, pengiriman barang dan jasa. Dampaknya adalah terganggunya sistem distribusi yang bisa berimbas kepada naiknya harga-harga barang, biaya pengiriman akan semakin mahal, ditambah lagi dengan tingginya bahaya yang selalu mengancam keselamatan dari para kru kapal yang sedang berlayar. Semua kejadian ini bisa memunculkan krisis ekonomi di beberapa negara yang mengandalkan pemenuhan kebutuhannya dari kegiatan ekspor dan impor.

Belum selesai ketegangan yang tengah terjadi di Laut Merah. Kini muncul ketegangan yang lebih serius dan sewaktu-waktu bisa menjadi pembuka jalan bagi pecahnya Perang Dunia Ketiga. Semua itu bermula pada tanggal 1 April 2024 ketika beberapa jet tempur F-35 Israel dengan sengaja menyerang Konsulat Iran yang berada di Damaskus, Suriah. Akibat dari serangan itu, tujuh personel Garda Revolusi Iran (IRG) menjadi korban tewas, dua di antaranya adalah komandan senior.

Akibat dari penyerangan gedung Konsulatnya di Damaskus, Suriah. Pemerintah Iran mengutuk keras serangan tersebut dan berjanji akan membalas atas apa yang telah Israel perbuat. Banyak pihak menduga dan merasa khawatir jika Iran benar-benar membuktikan ucapannya dengan menyerang Israel. Jika itu sampai terjadi, maka akan memiliki dampak juga implikasi yang sangat serius bagi masa depan umat manusia.

Jika perang terbuka akhirnya benar-benar pecah antara Israel melawan Iran beserta proxy-nya yang berada di Libanon, Yaman, Iraq, dan juga Suriah. Ini bisa menjadi awal bagi terbukanya Perang Dunia Ketiga, mengingat akan ada begitu banyak dampak negatif jika sampai perang terbuka ini terjadi di kawasan Timur Tengah khususnya Jazirah Arab.

Perang terbuka antara Iran dan Israel mau tidak mau juga akan menyeret negara-negara sekutu dekat Israel terutama Amerika serikat, Inggris, dan Prancis untuk turut serta. Perang ini juga akan memaksa negara-negara arab yang berada di kawasan Jazirah Arab juga ikut serta. Dan perang ini juga akan menyeret negara-negara arab yang berada di kawasan Afrika Utara untuk ikut terlibat di dalamnya.

Dampaknya adalah kestabilan politik di kawasan Jazirah Arab beserta negara-negara arab yang berada di kawasan Afrika Utara akan terganggu dan bisa berujung pada terjadinya krisis politik, keamanan, dan tentunya krisis ekonomi tidak bisa dihindarkan lagi. Jika benar nantinya perang terbuka antara Israel dan Iran benar-benar terjadi, ini akan kembali memunculkan kelompok-kelompok perlawanan berbasis agama yang bisa bergerak secara leluasa melintasi batas-batas negara.

Akhirnya, perang terbuka antara Israel dan Iran yang awalnya berdalih karena saling membela diri dan batas-batas wilayah negaranya, akan berubah menjadi perang yang berlandaskan ideologi agama. Dan peristiwa ini benar-benar akan membawa dunia menuju Perang Dunia Ketiga yang paling merusak serta paling menghancurkan dalam sejarah perjalanan umat manusia di muka bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun