Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Istriku adalah Anugerah Terindah

27 Mei 2024   15:04 Diperbarui: 27 Mei 2024   16:26 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Fahad segera mengamati kalung yang ditunjukkan oleh pelayan muda tadi, dan benar saja, kalung itu terlihat sangat indah dengan balutan emas murni yang berkilau di bawah sinar lampu, serta desain yang sangat berkelas dan elegan, tidak cukup sampai di situ, di bagian ujung kalung juga terdapat sebuah simbol cinta yang diukir dari batu safir berwarna biru. Fahad langsung jatuh hati pada pandangan pertama dan tanpa pikir panjang langsung membelinya.

   "Kalung ini terlihat begitu indah dipandang mata dan saya sangat menyukainya," ujar Fahad dengan senyum bahagia. "Saya ambil kalung ini dan tolong kemas kalung ini dengan sebaik mungkin, karena akan saya berikan sebagai hadiah yang sangat spesial,"

   "Baik bapak. Permintaan bapak akan segera kami siapkan beserta surat-surat dan nota pembeliannya. Sambil menunggu pesanan bapak disiapkan, bapak bisa duduk sejenak di kursi yang telah disediakan," kata pelayan muda tadi dengan senyum cantiknya sambil menunjuk ke deretan kursi yang terletak di seberang meja penjualan.

   Fahad segera berlalu dari meja penjualan dan duduk di deretan kursi yang telah disediakan. Setelah menunggu sekitar lima belas menit, akhirnya pesanan Fahad tiba dengan sebuah kemasan yang sangat menarik serta menyembunyikan isi yang ada di dalamnya. Fahad segera membayar harga kalung emas yang terbilang cukup mahal tetapi sesuai dengan yang diharapkannya, lalu mengucapkan terima kasih banyak kepada pelayan muda tadi dan segera berjalan keluar toko.

   Setelah dari toko perhiasan, Fahad kini menuju ke sebuah biro perjalanan untuk membeli sebuah tiket pesawat terbang dengan jadwal keberangkatan esok hari ke Pulau Bacan. Setelah mendapatkan tiket pesawat, Fahad segera kembali ke rumah kos untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

***

Pada pukul dua dini hari, Fahad mengunci pintu kamar lalu berjalan keluar rumah kos tempat ia tinggal selama ini. Di depan rumah kos sudah menunggu seorang pengemudi ojek online yang akan mengantar Fahad menuju ke terminal bus. Fahad segera naik ke atas motor, kemudian motor itu segera melaju meninggalkan rumah kos yang terlihat sepi pada dini hari. Perjalanan dengan motor memakan waktu kurang lebih lima belas menit untuk tiba di luar terminal bus yang terlihat suram dan gelap pada dini hari. Pengemudi ojek online segera menepikan motornya di depan sebuah pos polisi yang pada saat itu terlihat gelap dan kotor. Fahad segera turun dari motor, membayar ongkosnya, dan berdiri seorang diri menunggu bus yang akan lewat. Setelah menunggu cukup lama, datanglah bus Harapan Jaya kelas ekonomi. Fahad segera naik ke dalam bus dan memilih tempat duduk yang berada di bagian belakang bus yang masih kosong. Selama dalam perjalanan Fahad tertidur pulas di tempat duduknya sampai bus tiba di terminal tujuan pada pukul lima pagi.

   Pagi itu terminal Purabaya Surabaya masih terlihat sepi dari para penumpang yang baru saja turun dari bus. Fahad bergegas turun dari bus dan berjalan menuju ke deretan bus Damri yang sedang terparkir menunggu calon penumpang. Fahad memilih bus yang berada di barisan depan, lalu masuk ke dalam bus yang akan membawanya menuju ke Bandara Juanda. Pada pukul enam lebih tiga puluh menit bus Damri akhirnya tiba di terminal keberangkatan domestik Bandara Juanda Surabaya. Fahad segera turun dari bus Damri, kemudian mengambil sebuah troli untuk meletakkan barang bawaan yang dibawanya. Pagi ini Bandara Juanda mulai terlihat ramai dengan kesibukan dari para calon penumpang yang akan bepergian ke berbagai wilayah. Sambil mendorong troli, Fahad berjalan santai menuju ke pintu masuk keberangkatan yang berada di bagian ujung terminal. Sesampainya di depan pintu masuk keberangkatan, Fahad harus menunggu antrian untuk pemeriksaan surat-surat oleh petugas bandara. Setelah berhasil masuk ke bagian dalam area bandara, Fahad segera menuju ke konter tiket maskapai Lion Air. Setelah melalui proses boarding dan memegang tiket keberangkatan, Fahad bergegas menuju ke ruang tunggu keberangkatan yang terletak di lantai dua.

   Ketika sedang duduk bersantai di ruang tunggu keberangkatan, perasaan rindu yang Fahad rasakan semakin tak tertahankan untuk dapat segera bertemu dengan Fahna beserta kedua buah hatinya yang berwajah cantik, yaitu Faiza dan Farhana. Dari pengeras suara yang ada di dalam ruang tunggu keberangkatan, terdengar panggilan yang ditujukan kepada para calon penumpang untuk segera masuk ke dalam pesawat. Fahad segera bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan bersama para calon penumpang lainnya menuju ke pesawat yang tengah terparkir di landasan. Ketika telah berada di dalam pesawat, Fahad mendapat tempat duduk yang berada di bagian belakang dan bersebelahan dengan jendela pesawat. Ketika tengah duduk di kursi pesawat sambil memandang keluar jendela, kembali pikiran Fahad membayangkan kejutan spesial yang akan ia berikan kepada Fahna dan bagaimana reaksi Fahna ketika mengetahui kejutan yang telah ia siapkan. Tanpa sadar Fahad tersenyum kepada dirinya sendiri bersamaan dengan pesawat Lion Air yang lepas landas menuju ke Pulau Bacan.

***

Pukul delapan belas lebih tiga puluh menit petang, pesawat Lion Air akhirnya mendarat di Bandara Oesman Sadiq Labuha, Pulau Bacan. Ketika Fahad turun dari pesawat dan menginjakkan kembali kakinya di Pulau Bacan setelah lebih dari satu tahun merantau, banyak perasaan campur aduk yang Fahad rasakan pada saat itu. Pulau Bacan memiliki beragam cerita serta kenangan yang begitu spesial dan akan selalu membekas dalam ingatan. Fahad segera berjalan santai sambil menikmati udara malam yang hangat menuju ke area terminal kedatangan. Setelah berada di dalam area terminal kedatangan, Fahad langsung menuju ke ban berjalan untuk mengambil barang bawaannya. Setelah selesai mengambil barang bawaan dan meletakkannya di atas troli, Fahad lalu berjalan menuju ke pintu keluar bandara. Setelah berada di area luar bandara, Fahad mendapati suasana lengang di area luar bandara dan ini bisa dipahami mengingat sudah tidak ada lagi jadwal penerbangan untuk hari ini. Fahad segera meletakkan troli, mengambil tas yang dibawanya, lalu berjalan santai menuju ke jalan raya untuk mencari ojek motor yang akan mengantarkannya menuju ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun