Malam ini aku tengah duduk seorang diri dalam gelap dan dinginnya malam
Hanya ada aku dan jiwaku yang hampa sedang menatap ke langit malam yang bertabur bintang-bintang
Sesekali angin yang berhembus pelan menggoyangkan ranting-ranting pohon hingga menimbulkan nyanyian malam yang menenangkan
Di kejauhan, samar-samar terdengar suara burung malam yang tengah terbang riang gembira mencari makan
Di antara kelap-kelip bintang di langit, tampaklah bulan purnama dengan sinar kuning keemasan yang menyejukkan
Keindahannya selalu membuatku terpana dan terpesona
Kedua mataku ini seakan enggan untuk berkedip barang sedetik pun
Dan senyum di wajahku selalu merekah dengan pancaran kebahagiaan
Aku berkata di dalam hati, "Seandainya malam ini ada seorang yang menemaniku, pastilah malam ini akan menjadi malam yang indah."
Kecantikan wajahnya mampu meredupkan cahaya bulan purnama
Suara merdunya ketika berbicara mampu membuatku terhanyut dalam kerinduan tiada akhir
Kedipan sebelah matanya sudah cukup untuk membakar hatiku hingga menjadi abu
Sungguh, ia laksana bidadari kayangan yang turun ke bumi
Seandainya waktu dapat diputar mundur ke belakang
Tentulah aku akan melakukannya dengan hati yang riang gembira
Karena aku begitu ingin bisa berjumpa serta memandang kecantikan wajahnya yang rupawan
Tapi apalah dayaku, aku tak akan pernah bisa melakukannya
Karena waktu akan selalu berjalan ke depan dengan pasti
Sedangkan aku hanya bisa menggantungkan harapanku kepada langit malam yang gelap
Semoga suatu hari nanti, aku bisa duduk di sampingnya sambil menyanyikan syair-syair cinta
Dan bersama-sama menikmati indahnya bulan purnama di langit malam yang bertabur dengan bintang-bintang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H