17
  "Ricky, Andre kalian berdua mau ke mana?" Terdengar suara panik Vanesa yang saat itu tengah melihat dari layar gawainya ketika kedua sahabatnya mulai berjalan menyusuri jalan setapak yang terlihat menyeramkan dan membuat bulu kuduk berdiri.
  "Apa-apaan yang mereka lakukan ini. Harusnya mereka segera kembali ke sini, kenapa mereka malah menyusuri jalan setapak yang terlihat menyeramkan tanpa pernah mengetahui jalan setapak itu akan mengarah ke mana." Suara Usman terdengar gusar dengan keputusan kedua sahabatnya yang mulai keluar dari rencana awal.
  "Harusnya mereka cukup sampai di situ dan segera kembali ke sini. Tapi ini---" Vanesa tidak melanjutkan kalimatnya karena rasa takut yang tiba-tiba menghinggapi dirinya.
  "Vanesa, apa kau baik-baik saja?" tanya Usman dari bangku depan.
  "Aku baik-baik saja Usman. Aku hanya merasakan ketegangan serta ketakutan yang semakin lama semakin meningkat.
  "Aku juga merasakan hal yang sama Vanesa. Mari kita ikuti perjalanan mereka berdua, semoga semuanya baik-baik saja."
&&&
18
Dengan semangat yang membuncah dan juga adrenalin yang terpacu, Ricky dan Andre terus berjalan masuk lebih jauh menyusuri jalan setapak yang ditumbuhi semak belukar setinggi tubuh orang dewasa. Jalan setapak yang Ricky dan Andre ikuti semakin lama semakin menghilang. Karena didorong oleh rasa penasaran dan juga keinginan untuk memuaskan para penggemar setia channel youtube-nya, Ricky terus melanjutkan penelusuran. Setelah berjuang dengan susah payah melalui semak belukar dan rimbunnya pepohonan yang menutupi area hutan ini. Tiba-tiba jalan setapak yang ricky dan Andre lalui berakhir di sebuah lahan sempit yang berada tepat di belakang sebuah bangunan tua yang hampir seluruhnya tertutup tanaman merambat. Ricky dan Andre segera berhenti untuk melihat pemandangan yang ada di hadapannya dengan cahaya lampu senter yang ada di atas kepala.
  "Tempat apa ini sebenarnya?" Terdengar suara Ricky berbicara kepada Andre dengan suara pelan.
  "Sepertinya bangunan yang berdiri di hadapan kita terlihat seperti rumah tua terbengkalai. Namun, aku masih tidak begitu percaya dengan apa yang sedang aku lihat. Bagaimana mungkin di tempat seperti ini berdiri sebuah rumah, dan siapa juga orang yang tinggal di tempat seperti ini? Sejujurnya, bangunan rumah tua itu terlihat sangat mengerikan dan membuat aku merasa takut," ujar Andre yang mulai merasakan ketakutan saat berdiri di belakang bangunan tua.
  "Sebenarnya, aku malah merasa penasaran dengan bagian depan dari bangunan rumah tua terbengkalai itu. Aku akan memeriksanya sebentar, lalu kita segera tinggalkan tempat ini. Bagaimana menurutmu?" tanya Ricky kepada Andre.
  "Apa tidak terlalu berbahaya kita melangkah lebih jauh lagi di tempat yang tampak mengerikan serta asing seperti tempat kita berdiri saat ini?" ujar Andre kepada Ricky dengan suara pelan.
  "Kamu kenapa Andre, di saat seperti ini malah berubah jadi penakut dan tidak percaya diri lagi?" tanya Ricky, "padahal sejak awal penelusuran, kamu terlihat begitu menikmatinya dan sangat percaya diri.
  "Tapi ...," ujar Andre, "tempat ini dan terutama bagunan rumah tua terbengkalai itu seakan memancarkan aura kegelapan. Itulah yang membuat aku merasa takut Ricky."
  "Mumpung kita sudah sejauh ini, sangat disayangkan jika kita hanya berhenti sampai di sini. Jadi, kita teruskan penelusuran malam ini sedikit lagi untuk mengetahui dan melihat bagian depan dari bangunan rumah tua terbengkalai itu, serta untuk memuaskan rasa penasaran dari para penggemar setia channel youtube-ku. Setelah kita mengetahui bagian depan dari bangunan rumah tua terbengkalai itu, segera kita tinggalkan tempat ini. Bagaimana menurutmu Andre?" tanya Ricky sambil meyakinkan Andre.
  "Baiklah kalau begitu. Aku akan ikut bersamamu untuk melihat bagian depan dari bangunan rumah tua terbengkalai itu," jawab Andre.
&&&
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI