Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pernikahan nan Syahdu

15 Agustus 2023   08:47 Diperbarui: 15 Agustus 2023   22:19 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Setelah menghabiskan roti isi coklat, aku mengambil telepon genggam yang sedari tadi tergeletak di atas meja nakas samping tempat tidur, lalu aku menelepon ibuku yang berada di rumah. Dengan sabar aku menunggu panggilanku tersambung hingga akhirnya terdengarlah suara orang yang telah aku rindukan berkata:

   "Assalamualaikum anakku, apakah kamu telah tiba di Pulau Bacan dengan selamat? Ibu sejak tadi menunggu kabar darimu, karena ibu merasa khawatir jika ada sesuatu dalam perjalananmu hari ini," kata ibuku dengan nada khawatir terhadap anaknya yang berada jauh dari rumah.

   "Waalaikumsallam ibuku," jawabku dengan lembut. "Alhmdulillah aku telah tiba di Pulau Bacan dengan selamat sejak tadi sore ibu, dan tidak ada halangan apa pun selama dalam perjalanan tadi. Ibu jangan merasa khawatir lagi ya di rumah," pintaku kepada ibuku.

   "Syukur alhamdulillah engkau telah tiba dengan selamat anakku. Malam ini ibu berpesan supaya kamu jangan tidur larut malam karena esok hari adalah hari yang kamu nanti selama ini. Dan dengar nasehat ibu anakku, sebelum acara akad nikah dimulai, jangan lupa berdoa kepada Allah semoga semua berjalan dengan lancar dan tetap tenang serta jangan panik atau takut. Ibu selalu mendoakanmu dan yakinlah semua keluarga di sini juga turut mendoakan dan merestui pernikahanmu. Semoga pernikahan ini menjadi kebahagiaanmu bersama Fahna dan semoga cepat mendapat momongan supaya ibumu ini dapat menimang cucu yang pertama."

   Mendengar kata-kata yang baru saja ibuku sampaikan membuat hatiku bagai ditusuk ribuan pisau. Pedih rasanya melihat ibuku berada di rumah dan aku berada di sini untuk memulai hidup yang baru. Malam itu aku merasa bersalah dan seandainya waktu dapat diulang kembali, aku pasti membawa ibuku untuk hadir di acara pernikahanku dan duduk disamping Fahna calon menantunya.

   "Ibu ..." Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku dan seketika lidahku terasa keluh untuk melanjutkan obrolan. Aku tidak mampu lagi menahan perasaan sedih di hatiku dan akhirnya aku menangis di dalam kamar hotel. Ada jeda yang terasa begitu lama antara aku dan ibuku yang berada di ujung sambungan yang lain. Hingga akhirnya aku mendengar suara ibuku memanggil namaku:

   "Fahad anakku, apaakah engkau masih bisa mendengar suara ibu?"

   "Iya ibu. Aku masih bisa mendengar suara ibu dengan jelas," jawabku singkat.

   "Ada apa denganmu anakku? Sepertinya engkau sedang menyembunyikan sesuatu dari ibumu ini," ujar ibuku seolah bisa membaca pikiran dan hatiku dengan jelas.

   "Aku tidak apa-apa ibu. Hanya aku merasa bersalah tidak bisa mengajak ibu ke sini untuk hadir di hari pernikahanku," kataku dengan suara bergetar karena menahan tangis.

   "Ya Allah anakku," kata ibuku terkejut mendengar kata-kata yang baru saja aku ucapkan, "kenapa engkau masih saja menyalahkan dirimu sendiri? Malam ini engkau harus berbahagia dan bersemangat menyambut hidup baru yang akan segera engkau jalani esok hari. Ibumu di sini juga merasa bahagia, akhirnya bisa melihatmu menikah dan mempunyai seorang istri. Biarpun ibumu tidak berada di sampingmu tetapi ibumu akan selalu ada untukmu anakku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun