Malam itu ketika menjelang tidur Fahad memberi tahu mengenai berita bagus ini kepada Vina. Bahwa ia akan pergi ke Pulau Bacan untuk dapat berjumpa dengan wanita yang menjadi pujaan hatinya. Tidak hanya itu, Fahad juga memberi tahu bahwa hubungan ini telah mendapat restu dari ibunda tercinta. Mendengar kabar baik yang baru saja disampaikan oleh pujaan hatinya, membuat Vina benar-benar merasa bahagia juga terharu hingga tanpa sadar meneteskan air mata. Malam itu setelah menyampaikan berita baik kepada pujaan hatinya, Fahad dan Vina jatuh tertidur dengan hati yang berbunga-bunga bagaikan sekuntum mawar merah yang sedang mekar. Hari itu adalah minggu terakhir di bulan Januari, dan tujuh bulan dari sekarang Fahad akan pergi ke Pulau Bacan tepatnya di bulan Agustus.
***
Pagi ini bandara Juanda Surabya terlihat sibuk dengan aktifitas dari para calon penumpang yang akan bepergian ke berbagai daerah. Tidak terkecuali Fahad yang sedang berjalan dengan rasa penuh percaya diri dan terlihat begitu bersemangat, seperti sedang mengejar sesuatu yang sangat berharga. Saat ini Fahad sedang berjalan menuju ke bagian check-in untuk dapat masuk ke bagian dalam bandara. Setelah melewati pemeriksaan yang ketat, akhirnya Fahad tiba di ruang tunggu keberangkatan. Tidak menunggu waktu lama, akhirnya para penumpang dipersilakan untuk naik ke dalam pesawat. Ketika telah berada dan duduk di kursi pesawat dengan mengenakan sabuk keselamatan, Fahad merasa benar-benar bahagia akhirnya bisa mewujudkan keinginan serta mimpinya untuk bertemu dengan pujaan hatinya Vina tidak lama lagi.
  Kurang dari sepuluh menit pesawat Lion Air telah berada di landasan pacu untuk memulai take-off. Kemudian pesawat melaju dengan kecepatan penuh di landasan pacu hingga akhirnya terbang dengan mulus di udara pagi yang cerah. Di dalam pesawat yang sedang terbang, Fahad berusaha memejamkan mata hingga tanpa sadar jatuh tertidur dengan seulas senyum bahagia menghiasi wajahnya. Pada pukul tujuh belas lebih tiga puluh menit petang, pesawat Lion Air berhasil mendarat dengan selamat di bandara Oesman Sadiq Labuha. Dan akhirnya untuk pertama kalinya Fahad bisa menginjakkan kakinya di Pulau Bacan. Fahad segera berjalan keluar dari terminal kedatangan dan menuju ke deretan taksi yang sedang menunggu penumpang. Fahad memilih taksi yang berada di antrian paling depan, lalu masuk ke kursi belakang, dan taksi segera berjalan perlahan meninggalkan bandara Oesman Sadiq Labuha. Saat ini taksi sedang melaju menuju ke sebuah hotel yang telah Fahad pesan sebelumnya. Ketika taksi yang Fahad naiki tiba di hotel, Fahad segera turun dari taksi dan langsung berjalan menuju ke meja resepsionis untuk mengambil kunci kamar. Setelah dari meja resepsionis, Fahad berjalan menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Ketika telah berada di dalam kamar, Fahad segera mengeluarkan pakaian dari dalam tas, kemudian memasukkan kemeja beserta kaos ke dalam lemari hotel. Setelah selesai menata barang bawaannya, Fahad berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah seharian tadi melakukan perjalanan jauh. Setelah selesai mandi dan berganti dengan pakaian baru, Fahad merasa tubuhnya kembali segar. Kemudian Fahad berjalan menuju ke sebuah meja kecil yang berada di samping tempat tidur untuk memakan roti isi coklat yang telah ia bawa sejak dari rumah. Setelah berhasil mengganjal perutnya hanya dengan roti, Fahad segera mematikan lampu kamar lalu berbaring di atas kasur hotel. Tidak berapa lama Fahad telah tertidur pulas.
***
Pagi hari di Pulau Bacan sangatlah indah dengan langit biru sejauh mata memandang, ditambah lagi dengan hembusan angin sepoi-sepoi dari laut yang membuat pikiran seakan terhipnotis. Pada pukul delapan pagi Fahad telah selesai mandi dan sekarang sedang bersiap untuk memberi kejutan yang spesial kepada pujaan hatinya. Karena sampai sekarang, Vina belum mengetahui jika Fahad sudah berada di Pulau Bacan.
  Pada pukul delapa lebih tiga puluh menit Fahad pergi meninggalkan hotel tempatnya menginap, dan langsung menuju ke rumah Vina dengan menaiki ojek motor. Ketika rumah Vina sudah nampak di depan, Fahad menyuruh tukang ojek untuk berhenti. Setelah membayar biayanya, Fahad melanjutkan sisa perjalanan dengan berjalan kaki menuju ke rumah Vina. Tidak butuh waktu lama Fahad telah berdiri di depan pintu rumah Vina. Dengan satu tarikan napas panjang, Fahad mulai mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Tidak berapa lama terdengar suara kunci pintu yang diputar dari dalam, dan sejurus kemudian terbukalah pintu rumah vina.
  Ternyata orang yang berdiri di balik pintu rumah adalah Vina. Ketika Fahad mengetahui siapa orang yang tengah berdiri di balik pintu, dengan lembut Fahad berkata:
  "Assalamualaikum adikku Vina, apa kabar hari ini?" Dengan seulas senyum bahagia menghiasi wajah Fahad.
  Ketika Vina mengetahui siapa orang yang tengah berdiri di depan pintu rumahnya, dunia di sekeliling Vina seakan berputar di luar kendali. Vina masih tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatanya. Lalu, dengan suara pelan dan terbata-terbata karena rasa terkejut Vina menjawab:
  "Kak Fahad! Ka... ka ... pan kakak tiba di Pulau Bacan? Kenapa kakak tidak memberi tahu Vina sebelumnya?"