Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Cinta di Pulau Bacan

28 Juli 2023   10:50 Diperbarui: 28 Juli 2023   17:19 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah ini bermula ketika seorang pemuda yang bernama Fahad sedang duduk seorang diri di sebuah kursi taman menikmati suasana pagi yang cerah. Fahad terlihat sedang asyik menekuni handphone yang dibawanya. Pada waktu itu aplikasi pertemanan sedang marak digandrungi oleh anak-anak muda, salah satu yang sangat terkenal adalah Facebook. Apa yang sedang dilakukan Fahad pagi itu adalah membuka aplikasi Facebook untuk mencari pertemanan. Berawal dari sebuah aplikasi pertemanan inilah terjalin sebuah perjalanan kisah cinta yang mengharukan.

   Ketika Fahad sedang serius melihat-lihat foto yang ada di bagian pencarian pertemanan. Tanpa disengaja muncullah sebuah foto seorang wanita dengan tulisan nama di bawahnya. Fahad memandangi foto itu selama beberapa menit dengan seulas senyum tersungging di wajahnya, lalu Fahad mengirimkan sebuah permintaan pertemanan. Dengan sabar Fahad menunggu pemberitahuan bahwa permintaan pertemananya telah diterima oleh wanita yang bernama Vina.

   Butuh waktu tiga hari hingga sebuah pesan pemberitahuan akhirnya muncul di beranda Facebook Fahad yang mengatakan, 'saat ini Anda dan Vina telah menjadi seorang teman'. Alangkah senangnya hati Fahad saat mengetahui dirinya telah berteman dengan Vina. Sejak saat itu mulailah terjalin sebuah komunikasi santai sebagai awal perkenalan.

   Tidak terasa pertemanan ini telah berjalan selama 1,5 tahun, dan sekarang hubungan Fahad dan Vina mulai menapaki jenjang yang lebih serius. Hingga pada suatu hari Fahad akhirnya mengutarakan isi hatinya kepada Vina. Alangkah terkejutnya Fahad ketika mengetahui bahwa Vina langsung menerima ungkapan isi hatinya. Pada saat itu juga dunia yang Fahad pijak seakan melayang ke surga karena rasa senang juga rasa bahagia cintanya diterima oleh Vina. Gelapnya malam yang bertabur bintang di langit seakan menjadi saksi akan adanya dua hati yang sedang jatuh cinta.

   Malam itu ketika Fahad tengah berbaring di atas kasur entah kenapa pikirannya seakan melayang ke sebuah pulau indah tempat di mana pujaan hatinya berada. Fahad membayangkan seandainya ia dapat berada di sana, lalu berdiri di depan rumah Vina dan memberi sebuah kejutan yang sangat spesial. Alangkah indahnya jika momen itu benar-benar terjadi, tanpa sadar senyum bahagia merekah di wajah Fahad. Kemudian terbesitlah di dalam hati Fahad sebuah keinginan serta harapan untuk bisa pergi ke Pulau Bacan.

***

Pada malam berikutnya ketika sedang duduk santai bersama ibunda tercinta sambil melihat acara tv. Dengan memberanikan diri, akhirnya Fahad menceritakan hubungannya dengan Vina wanita yang sangat dicintainya kepada ibunya. Lalu, Fahad berkata kepada ibunya tentang keinginan serta harapannya yang terpendam selama ini:

   "Ibu, aku mohon maaf sebelumnya," kata Fahad memulai. "Aku ingin meminta izin kepada ibu untuk bisa pergi ke Pulau Bacan, agar aku dapat berjumpa dengan Vina. Apakah ibu mengizinkan aku pergi ke Pulau Bacan?"

   Setelah mendengar permintaan buah hatinya. Ibu Fatma hanya memandang wajah buah hatinya dengan senyum bahagia. Lalu, Ibu Fatma berkata sambil memegang tangan buah hatinya:

   "Anakku sayang," kata Ibu Fatma, "ibu mengizinkanmu pergi ke Pulau Bacan agar engkau dapat berjumpa dengan pujaan hatimu, Vina. Dan satu hal lagi, ibu juga merestui hubunganmu dengan Vina, ibu hanya bisa berdoa semoga ini adalah jodoh yang terbaik untukmu anakku sayang."

   Mendengar jawaban ibunya yang memberi izin juga merestui hungan ini membuat Fahad tak mampu berkata-kata lagi. Dengan mata yang mulai berkaca-kaca, Fahad segera memeluk ibunya dengan lembut dan tanpa sadar air mata kebahagiaan turun membasahi pipi Fahad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun