2. Tidak melakukan tahlilan,
3. Dzikir setelah shalat dengan suara pelanÂ
5. Sholat Idul Fitri di lapangan
- Penentuan hilalÂ
Perbedaan keputusan mengenai penentuan hilal saat Ramadhan atau Idul Adha bukanlah hal baru di Indonesia. Memang cara yang digunakan  Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah berbeda.Â
Berikut perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam menentukan hilal:
Nahdlatul Ulama :
Penetapan hilal menurut NU didasarkan pada pengamatan langsung dan pengamatan bulan disebut juga dengan metode rukyatul hilal. Yang disebut Hilal adalah bulan sabit yang sangat tipis pada fase pertama bulan baru, yang pengamatannya dilakukan pada malam ke-29 atau  ke-30 bulan  berjalan. Jika bulan sabit terlihat pada malam itu, maka telah dimulainya bulan baru pada malam itu. Panduan penentuan hilal ini berdasarkan NU dari firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 189.
Muhammadiyah:
Cara penentuan hilal yang digunakan oleh Muhammadiyah adalah dengan perhitungan astronomi yang disebut dengan perhitungan sebenarnya bentuk hilal. . Metode ini meyakini adanya hilal meskipun tidak terlihat secara kasat mata, asalkan memenuhi kriteria tertentu, antara lain: Ijtimak (konjungsi)  terjadi sebelum bulan tertidur.  Saat matahari terbenam, piringan atas bulan berada di atas cakrawala. Jika salah satu kriteria  tidak terpenuhi, maka ini belum merupakan bulan baru.Â
Itu sebabnya NU dan Muhammadiyah kerap berbeda pandangan.