Setiap Minggu pagi, ketika sedang di Jakarta, saya beberapa kali  menyempatkan diri berkunjung ke Sakura Manggarai. Sanggar bermain dan belajar anak -- anak yang memfokuskan pada pembentukan karakter dan  pengembangan softskill. Adalah Marissa, mantan kepala sekolah sanggar  yang memperkenalkan saya pada anak -- anak pintar yang menggemaskan ini.
Minggu ini materi yang disampaikan adalah "Kamu baik, Aku baik" . Â Nilai yang akan ditanamkan pada anak-anak pada materi kali ini adalah tentang mencintai diri sendiri.
Sebelum memulai kegiatan, kakak- kakak fasilitator mengkondisikan  adik -- adik dan memberi kesempatan pada mereka untuk mencalonkan diri  memimpin doa. Setelah itu, kakak fasilitator menyampaikan pentingnya  menjalani kesepakatan kelas seperti, tertib, tidak bertengkar atau menangis, dan lainnya. Latihan seperti ini merupakan latihan untuk  meningkatkan inisiatif , keberanian, dan komitmen adik-adik.
Pendekatan yang dilakukan fasilitator sanggar untuk materi kali ini  adalah mendeskripsikan diri sendiri dengan membuat gambar dirinya sendiri dan menuliskan hal baik dari dirinya. Kemudian, adik-adik  diminta untuk menyampaikan hal baik yang ada di diri teman-temannya dengan cara menempelkan kertas yang berisi kepercayaan baik pada gambar  teman-temannya.
Papay dan Aura adalah contoh dari anak -- anak yang berani  mengungkapkan nilai positif yang ada di dirinya. Beberapa anak yang malu  untuk mengungkapkan di depan umum, diminta untuk membisikannya pada  fasilitator. Gendis dengan riangnya berlari ke arah kak Dona dan membisikan sifat -- sifat baiknya.
Sebelum kelas berakhir, adik -- adik diingatkan  untuk tetap menyimpan  gambarnya dan membaca kalimat -- kalimat kepercayaan baik setiap hari.
Tujuan yang diharapkan setelah ini anak -- anak mampu mengenal hal-hal  baik yang ada di dirinya dan pada teman-temannya. Disini tidak hanya  adik-adik yang belajar, kakak fasilitator pun belajar lagi untuk  mencintai dan menghargai diri sendiri dan orang lain.
Mendeskripsikan hal -- hal baik dalam diri kita terkadang adalah hal  yang sulit, di usia dewasa sekalipun. Contohnya saja, beberapa dari kita masih merasa kebingungan saat diminta mengisi form interview mengenai  kelebihan apa yang kita miliki. Nyatanya, beberapa orang lebih mudah  menyebutkan kekurangan -- kekurangan yang ada pada diri mereka. Oleh  karena itu, menanamkan kepercayadirian dan menanamkan kepercayaan  positif pada orang lain sangat penting dilatih sejak usia dini.
 Kunjungi kami di IG : @sakuramanggarai .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H