Mohon tunggu...
Astri Mayasari
Astri Mayasari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sekeping Cerita dari Situs Hindu Tamil di Distrik Gombak, Malaysia

28 Oktober 2017   21:01 Diperbarui: 29 Oktober 2017   13:16 2880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendeta Hindu Tamil dan wanita paruh baya yang hendak melakukan ritual.

Gugus batuan karst, Batu Caves, merupakan tempat suci pemeluk Hindu Tamil yang terletak di distrik Gombak, Selangor. Ya, Batu Caves merupakan tempat yang populer di utara Kuala Lumpur atau lebih sering disebut "mainstream touristy place" , tapi saya tetap tak bosan mengunjunginya untuk yang kedua kalinya. Untuk mencapai tempat ini, saya menumpang KTM dari KL Sentral dengan waktu tempuh tak lebih dari 35 menit.

Setiap akhir Januari atau awal Februari, situs sakral ini dipenuhi ratusan bahkan ribuan orang yang mengikuti perayaan Thaipusam. Saat perayaan ini, orang-orang Tamil melakukan Kavadee Attam, sebuah ritual pengorbanan untuk Dewa Perang, Murugan, di mana mereka akan menari dan menyakiti tubuhnya sendiri sebagai bentuk ketaatan. Ritual yang sangat menarik untuk diabadikan. Sayangnya, kali ini saya berkunjung di awal bulan Agustus.

Memasuki kawasan komplek, saya melihat cukup banyak masyarakat Hindu Tamil yang sedang berdoa dan hilir mudik menuju kuil. Tak jauh dari pintu masuk, di sebelah kiri terdapat kuil dan patung hanoman bernuansa turquoise. Yang saya perhatikan di hari itu, kuil ini dikunjungi lebih banyak orang tua dibandingkan dengan anak muda atau orang dewasa.

Para ibu pengunjung kuil Hanoman.
Para ibu pengunjung kuil Hanoman.
Berjalan lebih dalam ke arah patung Dewa Murugan, saya memperhatikan beberapa penjual bunga dan barang-barang untuk persembahan. Tak sedikit juga orang -- orang Tamil yang menjajakan manisan khas India yang berwarna-warni atau yang lebih dikenal dengan Indian Sweets. 

Persembahan berupa air suci dan rangkaian bunga.
Persembahan berupa air suci dan rangkaian bunga.
Indian Sweets.
Indian Sweets.
Di sekitar komplek Batu Caves, saya juga menemui ratusan burung merpati yang bertengger di atap-atap bangunan, adapun yang berkeliaran dan bergumul mendekati sumber makanan.

Anak balita yang menggemaskan menarik perhatian saya untuk mendekat dan memotret. Dengan berani ia melemparkan biji jagung kering dari kantong plastik yang dipegangnya ke udara agar burung-burung merpati menghampirinya. Melihatnya, membuat saya dan beberapa orang disekitarnya tersenyum lebar, saya pribadi tersentuh dengan keberanian anak ini.

Gadis kecil dan burung merpati.
Gadis kecil dan burung merpati.
Patung emas raksasa Dewa Murugan adalah daya tarik utama dari situs Hindu Tamil ini. Patung setinggi kurang lebih 43 meter ini merupakan patung Dewa Murugan yang tertinggi di dunia.

Saya bertanya-tanya dalam hati, mengapa patung dewa suci orang Tamil tidak dibangun di India yang merupakan asal muasal ajaran Hindu Tamil. Ternyata banyak orang Hindu Tamil yang sudah lama bermukim di Malaysia dikarenakan pemerintahan kolonial Inggris mendatangkan dan mempekerjakan mereka di Semenanjung Malaya di masa silam.

Patung emas raksasa Dewa Murugan.
Patung emas raksasa Dewa Murugan.
Batu caves sendiri terdiri dari tiga gua utama dan gua-gua kecil. Untuk menuju gua utama, saya melangkahkan kaki menapaki 272 anak tangga. Tak jarang saya menemui monyet - monyet kecil yang berlarian di sepanjang tangga menuju gua utama. Setelah sampai di puncak anak tangga terakhir, saya menyempatkan diri melihat sekeliling gua.

Dinding gua ini dihiasi patung-patung dewa dalam mitologi masyarakat Hindu. Saya melihat sesekali rombongan kelelawar beterbangan. Makin jauh ke dalam, makin tercium aroma kotoran kelelawar.

272 anak tangga menuju gua.
272 anak tangga menuju gua.
Pendeta Hindu Tamil dan wanita paruh baya yang hendak melakukan ritual.
Pendeta Hindu Tamil dan wanita paruh baya yang hendak melakukan ritual.
Orang Hindu Tamil menaiki 272 anak tangga untuk berziarah dan berdoa setiap dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari. Lalu sejenak saya berpikir, saya yang dalam agama saya hanya diperintahkan untuk bersuci saat hendak melakukan ibadah, terkadang lalai dan menunda-nunda, malu rasanya.

Bagian dalam Batu Caves, sebagian sudut sedang diremajakan.
Bagian dalam Batu Caves, sebagian sudut sedang diremajakan.
Di bagian atas gua, terdapat celah besar yang menganga, sehingga sinar matahari bisa masuk ke dalam. Perpaduan sinar matahari yang masuk melalui celah gua dan tumbuhan yang merambat di antara gugusan karst menjadi daya tarik tersendiri untuk saya.

Sementara itu, beberapa sudut gua untuk sementara tidak bisa dikunjungi dikarenakan pemerintah Malaysia sedang mengadakan peremajaan situs.

Penjual souvenir.
Penjual souvenir.
Di bagian luar gua, sebelum memasuki ruangan utama, saya menjumpai beberapa pedagang souvenir yang menjajakan hiasan-hiasan berbentuk Dewa Murugan, bahkan miniatur Petronas Twin Tower dan tak ketinggalan, emblem bendera negara-negara Asia Tenggara pun dijajakan. Lampu-lampu dan hiasan dinding bertemakan dewa-dewa mitologi Hindu menyita perhatian saya.

Pajangan lampu dewa -- dewa mitologi Hindu.
Pajangan lampu dewa -- dewa mitologi Hindu.
Sisi positif dari makin populernya sebuah tempat adalah meningkatnya perekonomian masyarakat lokal. Seperti halnya tempat wisata yang touristy, tidak dapat dipisahkan dari keberadaan penjual souvenir.

*Photo story ini juga dimuat dalam blog pribadi saya https://astrimayablog.wordpress.com/2017/10/28/sekeping-cerita-dari-situs-hindu-tamil-terbesar-di-distrik-gombak/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun