Gugus batuan karst, Batu Caves, merupakan tempat suci pemeluk Hindu Tamil yang terletak di distrik Gombak, Selangor. Ya, Batu Caves merupakan tempat yang populer di utara Kuala Lumpur atau lebih sering disebut "mainstream touristy place" , tapi saya tetap tak bosan mengunjunginya untuk yang kedua kalinya. Untuk mencapai tempat ini, saya menumpang KTM dari KL Sentral dengan waktu tempuh tak lebih dari 35 menit.
Setiap akhir Januari atau awal Februari, situs sakral ini dipenuhi ratusan bahkan ribuan orang yang mengikuti perayaan Thaipusam. Saat perayaan ini, orang-orang Tamil melakukan Kavadee Attam, sebuah ritual pengorbanan untuk Dewa Perang, Murugan, di mana mereka akan menari dan menyakiti tubuhnya sendiri sebagai bentuk ketaatan. Ritual yang sangat menarik untuk diabadikan. Sayangnya, kali ini saya berkunjung di awal bulan Agustus.
Memasuki kawasan komplek, saya melihat cukup banyak masyarakat Hindu Tamil yang sedang berdoa dan hilir mudik menuju kuil. Tak jauh dari pintu masuk, di sebelah kiri terdapat kuil dan patung hanoman bernuansa turquoise. Yang saya perhatikan di hari itu, kuil ini dikunjungi lebih banyak orang tua dibandingkan dengan anak muda atau orang dewasa.
Anak balita yang menggemaskan menarik perhatian saya untuk mendekat dan memotret. Dengan berani ia melemparkan biji jagung kering dari kantong plastik yang dipegangnya ke udara agar burung-burung merpati menghampirinya. Melihatnya, membuat saya dan beberapa orang disekitarnya tersenyum lebar, saya pribadi tersentuh dengan keberanian anak ini.
Saya bertanya-tanya dalam hati, mengapa patung dewa suci orang Tamil tidak dibangun di India yang merupakan asal muasal ajaran Hindu Tamil. Ternyata banyak orang Hindu Tamil yang sudah lama bermukim di Malaysia dikarenakan pemerintahan kolonial Inggris mendatangkan dan mempekerjakan mereka di Semenanjung Malaya di masa silam.
Dinding gua ini dihiasi patung-patung dewa dalam mitologi masyarakat Hindu. Saya melihat sesekali rombongan kelelawar beterbangan. Makin jauh ke dalam, makin tercium aroma kotoran kelelawar.
Sementara itu, beberapa sudut gua untuk sementara tidak bisa dikunjungi dikarenakan pemerintah Malaysia sedang mengadakan peremajaan situs.
*Photo story ini juga dimuat dalam blog pribadi saya https://astrimayablog.wordpress.com/2017/10/28/sekeping-cerita-dari-situs-hindu-tamil-terbesar-di-distrik-gombak/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H