Mohon tunggu...
Lutfi Ramdani
Lutfi Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Learner

Pembelajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manusia, Penyakit, dan Kematian

12 April 2020   20:49 Diperbarui: 12 April 2020   21:24 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk pertama kalinya berbagai agenda rutin di berbagai negara harus terganggu akibat wabah. Tak peduli apakah itu agenda politik, ekonomi, budaya, olahraga, hingga agama. Semuanya serentak harus menyesuaikan akibat menghindari penyebaran penyakit yang semakin masif.

Umat manusia kini seolah olah sama-sama berhadapan dengan satu musuh yakni virus corona. Manusia bahkan berupaya mengesampingkan berbagai perbedaan yang ada untuk bersama sama memerangi penyakit mematikan tersebut.

Dalam tataran politik global, AS bersedia bekerja sama dengan musuh bebuyutuannya, yakni Cina, untuk memerangi Covid-19. Tentu kita juga berharap hal yang sama terjadi di negara-negara yang terlibat konflik, seperti Israel dan Palestina.

Corona dapat menjadi sarana berbagai negara untuk memperbaiki hubungannya ditengah badai konflik. Kita berharap setelah Corona berlalu, kondisi dunia akan lebih baik.           

Tentu itu semua adalah harapan. Kenyataanya, kita harus siap menganghadapi hari-hari kedepan yang tak pasti. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan.

Mungkin setiap malam kita melihat berita dan menghitung berapa jumlah korban yang meningkat setiap hari. Atau besok, justru kita yang menjadi bagian dari korban yang dihitung oleh orang lain. Wallahu 'Alam.

Pada akhirnya, manusia harus tetap sadar bahwa semaju apapun kehidupan mereka, alam tetap punya mekanisme yang lebih canggih untuk membinasakan manusia dalam sekejap.

Dari virus ini, manusia harus belajar bahwa mereka tidak boleh sombong atas apa yang telah mereka ciptakan. Semegah apapun kehidupan manusia di dunia, manusia tidak dapat menghindari kematian.

Dalam kondisi inilah manusia harus merenungkan perkataan filsuf Jerman, Martin Heiddeger bahwa "Manusia adalah mahluk yang sedang menuju kematian". Karena setiap saat manusia akan mati, maka ia selalu berada dalam kondisi "sekarat".

 Bandung, 12 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun