"Sensitif banget sih kaya pantat bayi, marah mulu deh.. Ada apa sih manggil gua?"
"Lo pasti mau turun, kan?" tanyaku meramal.
"Dih, sotoy! Gua mau ke toilet. Mau nebeng pipis ya? Yauda sini buka celana lo," perintah Patrick sambil memegang celana panjangku dan sedikit meraba pahaku. Sialan!
"Aduh.. aduhh... pasangan homo ini mesra banget sih di kantor. Pacarannya nanti aja, sekarang fokus kerja dulu," ucap seorang karyawan cewe yang mempergoki kami berdua. Ini cewe darimana sih datangnya? Tiba-tiba nongol aja kaya jelangkung. Datang nggak dijemput, pulang pesen ojol pakai voucher pula biar ongkosnya murah.
Hehehe...
"Apa-apaan sih? Gila lo ya, kita diliatin sama orang kantor, lho!" Aku membentak Patrick.
"Semua orang tau lo udah kelamaan jomblo, ya bisa aja kan mereka pada mikir kalau lo itu demen cowo bukan cewe. Iya gak?" Patrick memainkan matanya dan tertawa lepas.
Aku buru-buru merapikan celana dan bajuku. Harus tetap cool dong di kantor, walau jomblo!
Hahahahahaha....
"Oke oke gua serius nih, ada apa lo manggil gua?" sambung Patrick dengan muka seriusnya yang menjijikkan itu.
"Gue mau nitip, tolong beliin gue yang itu lho.. Orang pintar minumnya tolak angin."