Aku hanya tertawa cengengesan saat mereka melihatku dengan tatapan yang menggoda. Berharap ya aku ceritain? Tidak semudah itu, ferguso!
Sesampainya di kantor, aku masih aja tergoda dengan tulisanku yang ada di note ponselku. Aku mencuri waktu saat di kantor untuk membaca kembali isi surat cinta pertamaku itu. Mumpung lagi di kantor nih, jangan disia-siakan fasilitas yang ada.
Hahahaha...
Aku memindahkan tulisanku dari note di ponselku ke laptop dan sengaja nge-print di kantor. Aku beli amplop untuk suratku setelah pulang ngantor deh. Merdu sekali aku mendengar suara printer itu. Bahkan suara Manda sisa semalam masih aja terasa dan terngiang-ngiang hari ini di kantor.
Ah, entahlah. Aku benar-benar jatuh suka padanya. Aku tidak bisa menyangkal perasaan itu. Tapi aku takut, takut kalau cuma aku doang yang merasakannya. Capek banget rasanya bertepuk sebelah tangan teruusss...
Tepat jam 10 malam aku membaca ulang surat cinta pertamaku itu dalam kesunyian di kamarku.
"Dear Manda...
Aku tahu kalau zaman udah canggih banget dan mungkin ini akan terasa menggelikan buatmu. Ini surat cinta pertamaku yang aku tulis untuk seorang wanita. Aku belum pernah melakukan hal ini pada wanita manapun. Jadi kamu boleh berbangga terhadap hal itu. Maaf, surat cinta ini bukan berisi gombalan seperti surat cinta pada umumnya.
Aku senang dipertemukan denganmu.
Jaga kesehatan disana, ya. Semoga harimu selalu menyenangkan.
Kabari aku kalau surat ini udah sampai di Bandung Wetan.