Mohon tunggu...
Acet Asrival
Acet Asrival Mohon Tunggu... Guru - Guru

www.berandaedukasi.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jarak dan Rindu

12 Agustus 2018   22:03 Diperbarui: 12 Agustus 2018   22:14 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mengamini setiap doadoa yang dihimpunkan dalam secarik kertas

serupa sajak dari hulu yang menghilir menuju muaramu.

Orang darat bilang, kau muara yang setia. Tempat labuh setiap impian,

tempat cerita pengalaman,

 dan menaruh secuil rindu dari waktu ke waktu.

Adakah lebih indah dari pelayaran di bawah temaram bulan?

 Saat cahaya memantul pada permukaan air yang tenang? 

Aku rasa puisi akan terlihat romantis bila gemericik air dari kayuhan ini menjadi melodi yang menyanyikan kidung cinta?

T, percayalah, kodratku seperti air; mengilir, mengalir dari hulu ini.

Aku hanya perlu meyakinkan diri untuk terus mengalir menemui muaraku.

Dan apakah kau pernah tahu tentang rindu seorang perempuan yang menunggu kepulangan seorang lelakinya dari pelayaran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun