Setiap manusia dilahirkan dengan potensi dan jalan hidup yang berbeda-beda. Rezeki yang kita peroleh sering kali hadir dalam bentuk kejutan, namun itu tidak berarti kita bisa berdiam diri tanpa berusaha. Ikhtiar, atau usaha yang kita lakukan, adalah bagian dari amal sholeh yang menjadi tanggung jawab kita sebagai manusia. Melalui tulisan ini, saya akan coba membahas bagaimana ikhtiar merupakan wujud nyata dari ketaatan kita kepada Allah SWT dan bagaimana rezeki, yang sudah ditetapkan oleh-Nya, datang dalam bentuk kejutan.
Ikhtiar: Wujud Nyata dari Amal Sholeh
Ikhtiar adalah segala bentuk usaha yang dilakukan manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Ikhtiar bukan hanya tentang bekerja keras untuk mencari nafkah, tetapi juga tentang menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Dalam Islam, ikhtiar dianggap sebagai amal sholeh karena setiap usaha yang dilakukan dengan niat baik dan sesuai dengan syariat akan mendapat pahala dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
> _"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri."_ Â
> (QS. Ar-Ra'd: 11)
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa perubahan dan perbaikan dalam hidup hanya akan terjadi jika kita berusaha. Allah SWT tidak akan mengubah nasib kita jika kita tidak berikhtiar untuk mengubahnya. Dengan kata lain, kita harus berusaha semaksimal mungkin sambil tetap berserah diri kepada Allah SWT.
Rezeki: Kadar Sudah Ditetapkan
Rezeki adalah segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT kepada makhluk-Nya untuk mencukupi kebutuhannya. Banyak orang berpikir bahwa rezeki hanya sebatas materi, seperti uang dan harta benda. Padahal, rezeki mencakup segala nikmat yang diberikan Allah SWT, termasuk kesehatan, ilmu, keluarga yang harmonis, dan sebagainya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda:
> _"Sesungguhnya salah seorang di antara kamu dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi 'alaqah selama itu juga, kemudian menjadi mudghah selama itu juga, kemudian diutuslah seorang malaikat untuk meniupkan ruh padanya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya."_Â
> (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menjelaskan bahwa rezeki setiap manusia telah ditetapkan oleh Allah SWT sejak dalam kandungan. Namun, penetapan ini bukan berarti kita harus pasif dan tidak berusaha. Justru, kita harus tetap berikhtiar karena rezeki tidak akan datang begitu saja tanpa usaha.
Kejutan dalam Rezeki
Salah satu hikmah dari rezeki adalah sifatnya yang sering kali datang dalam bentuk kejutan. Kita tidak pernah tahu dari mana dan kapan rezeki itu akan datang. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan bersabar. Allah SWT berfirman:
> _"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."_ Â
> (QS. At-Talaq: 2-3)
Ayat ini menegaskan bahwa rezeki bisa datang dari arah yang tidak kita duga, asalkan kita bertakwa dan berusaha dengan baik. Takwa dan ikhtiar adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam upaya kita mencari rezeki.
Ikhtiar adalah bentuk nyata dari amal sholeh yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Rezeki, yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, akan datang pada waktu dan cara yang tak terduga. Dengan berikhtiar dan bertawakkal, kita menunjukkan ketaatan dan kepercayaan kita kepada Allah SWT. Selalu ingat, rezeki bukan hanya tentang materi, tetapi juga segala nikmat yang diberikan Allah SWT dalam hidup kita. Semoga kita semua selalu diberi kekuatan untuk berikhtiar dan diberi rezeki yang berkah oleh Allah SWT. Aamiin.
Semoga bermanfaat!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H