Mohon tunggu...
RM TPA II
RM TPA II Mohon Tunggu... Eks, Mahasiswa -

S1 Pendidikan Matematika Unsyiah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesiapsiagaan Sekolah dalam Menghadapi Bencana

12 Maret 2017   16:50 Diperbarui: 13 Maret 2017   04:00 3721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah SD Negeri 48 Deah Geulumpang Kec. Meuraxa juga dilengkapi dengan jalur evakuasi yang telah terpasang di dinding sekolah.

Jalur Evakuasi yang terpasang di dinding sekolah (sumber: foto pribadi).
Jalur Evakuasi yang terpasang di dinding sekolah (sumber: foto pribadi).
Melihat kedua sekolah baik itu Sekolah SD Negeri 48 Deah Geulumpang Kec. Meuraxa maupun SD Negeri Kajhu yang telah menerapkan kesiapsiagaan maupun mitigasi bencana pada proses pembelajaran terhadap siswanya sehingga sekolah tersebut telah menciptakan pengurangan risiko bencana sejak dini. 

Selain itu, sekolah telah menanamkan sikap maupun karakter terhadap siswa agar bisa beradaptasi kala bencana terjadi. Siswa yang telah diberikan pengetahuan terkait bencana ini, diharapkan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa menciptakan masyarakat yang tangguh terhadap bencana.

Kebencanaan Diharapkan Masuk Kurikulum Pendidikan

Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia 2012 (sumber : geospasial.bnpb)
Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia 2012 (sumber : geospasial.bnpb)
"Diharapkan ke depan kebencanaan masuk dalam kurikulum pendidikan, karena Indonesia termasuk dalam wilayah sumber bencana alam," kata Sarwidi, Sabtu (5/3). (sumber :Kebencanaan Diharapkan Masuk Kurikulum Pendidikan).

Pernyataan di atas memang benar dan saya sangat mendukung pemerintah untuk memasukan kebencanaan kedalam kurikulum pendidikan. Mengingat belum semua sekolah mnerapkan kebencanaan dalam kurikulum pembelajaran, sudah seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap pentingnya pengetahuan kebencanaan terhadap siswa-siswa baik itu tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) , karena mereka adalah penerus bangsa kedepan sehingga mereka mampu menciptakan bangsa Indonesia menjadi Negara yang tangguh dalam menghadapi bencana.

Merubah Paradigma Penanggulangan Bencana

Paradigma lama dalam penanggulangan bencana adalah dengan menggunakan pendekatan manajemen krisis dimana manajemen krisis lebih menekankan penanganan pada saat dan setelah terjadinya bencana (disaster responses).

Nah, dengan mengubah paradigma baru dimana paradigma baru itu lebih mengutamakan pada mengurangi korban jiwa dan harta benda maka perlu penanganan sebelum bencana melalui pendekatan manajemen risiko melalui upaya-upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan. Manajemen risiko sendiri pada hakikatnya adalah menangani bencana mulai dari sebelum, sesaat, hingga sesudah terjadinya bencana sehingga menjadikan masyarakat yang tangguh.

Namun untuk mengubah dari paradigma lama ke paradigma baru memang tidak mudah harus melalui tahapan-tahapan maupun rintangan dalam penyampaian pentingnya pengetahuan kebencanaan ini. Sehingga di perlukannya peran sekolah dalam hal ini untuk menyampaikan pesan-pesan penting melalui proses pembelajaran di kelas. Dimana guru maupun pihak sekolah dapat memberikan secara eksklusif terkait pendidikan kebencanaan ini, apa bila pendidikan kebencanaan dimasukan dalam kurikulum pendidikan maka akan bersifat continue dalam kehidupan sehari-hari siswa maupun masyarakat.

Dengan adanya continue di tambah dengan penerapan simulasi atau drill maka akan menjadi budaya tanggap bencana, karena selain menjadikan masyarakat tangguh dalam menghadapi bencana masyarakat maupun siswa akan ikut menjaga kelestarian alam dan lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun