Sekolah SD Negeri 48 Deah Geulumpang Kec. Meuraxa juga dilengkapi dengan jalur evakuasi yang telah terpasang di dinding sekolah.
Selain itu, sekolah telah menanamkan sikap maupun karakter terhadap siswa agar bisa beradaptasi kala bencana terjadi. Siswa yang telah diberikan pengetahuan terkait bencana ini, diharapkan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa menciptakan masyarakat yang tangguh terhadap bencana.
Kebencanaan Diharapkan Masuk Kurikulum Pendidikan
Pernyataan di atas memang benar dan saya sangat mendukung pemerintah untuk memasukan kebencanaan kedalam kurikulum pendidikan. Mengingat belum semua sekolah mnerapkan kebencanaan dalam kurikulum pembelajaran, sudah seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap pentingnya pengetahuan kebencanaan terhadap siswa-siswa baik itu tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) , karena mereka adalah penerus bangsa kedepan sehingga mereka mampu menciptakan bangsa Indonesia menjadi Negara yang tangguh dalam menghadapi bencana.
Merubah Paradigma Penanggulangan Bencana
Paradigma lama dalam penanggulangan bencana adalah dengan menggunakan pendekatan manajemen krisis dimana manajemen krisis lebih menekankan penanganan pada saat dan setelah terjadinya bencana (disaster responses).
Nah, dengan mengubah paradigma baru dimana paradigma baru itu lebih mengutamakan pada mengurangi korban jiwa dan harta benda maka perlu penanganan sebelum bencana melalui pendekatan manajemen risiko melalui upaya-upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan. Manajemen risiko sendiri pada hakikatnya adalah menangani bencana mulai dari sebelum, sesaat, hingga sesudah terjadinya bencana sehingga menjadikan masyarakat yang tangguh.
Namun untuk mengubah dari paradigma lama ke paradigma baru memang tidak mudah harus melalui tahapan-tahapan maupun rintangan dalam penyampaian pentingnya pengetahuan kebencanaan ini. Sehingga di perlukannya peran sekolah dalam hal ini untuk menyampaikan pesan-pesan penting melalui proses pembelajaran di kelas. Dimana guru maupun pihak sekolah dapat memberikan secara eksklusif terkait pendidikan kebencanaan ini, apa bila pendidikan kebencanaan dimasukan dalam kurikulum pendidikan maka akan bersifat continue dalam kehidupan sehari-hari siswa maupun masyarakat.
Dengan adanya continue di tambah dengan penerapan simulasi atau drill maka akan menjadi budaya tanggap bencana, karena selain menjadikan masyarakat tangguh dalam menghadapi bencana masyarakat maupun siswa akan ikut menjaga kelestarian alam dan lingkungannya.