Mohon tunggu...
RM TPA II
RM TPA II Mohon Tunggu... Eks, Mahasiswa -

S1 Pendidikan Matematika Unsyiah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(Lagi dan lagi) Wajah Pendidikan Indonesia Tercoreng !

12 Mei 2016   15:44 Diperbarui: 12 Mei 2016   16:04 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Shutterstock

Setelah serangkai kasus yang mencoreng wajah Pendidikan Indonesia yang di awali dari Hari Hardiknas sampai tanggal 11/05/2016 masih ada kasus yang memalukan. Sungguh sangat memalukan, lagi dan lagi wajah Pendidikan Indonesia kembali tercoreng oleh segelintir oknum yang tak bertanggung. 

Kasus kali ini adalah Usai UN, Sepasang Pelajar SMA Mabuk dan Pesta Seks di Kantin Sekolah. Kasus ini sungguh sangat memalukan. Bisa kita lihat bagaimana cerminan pelajar yang mencoreng wajah pendidikan sekaligus mencoreng nama baik Sekolah bersangkutan. Sebelumnya ada juga kasus menyangkut pendidikan yang sudah banyak dibahas oleh Kompasianer, yaitu 380 Siswa Tak Lulus SNMPTN, SMAN 3 Semarang Tanggung Jawab. Tapi, perhatian saya tertarik pada kasus yang terjadi di daerah POSO tersebut.

Yusran Kalape, kepala SMAN tempat kedua pelaku belajar, saat dikonfirmasi oleh sejumlah media pada Rabu (11/5/2016) mengaku sangat terpukul dengan aksi anak-anak didiknya itu, yang rata-rata siswa pindahan dari sekolah lain.

Menurut Yusran, para siswa tersebut diketahui berkumpul di lokasi itu karena sudah tidak ada lagi mata pelajaran seusai mengikuti pelaksanaan ujian nasional. Diduga pula, kasus itu terjadi setelah para siswa itu meneguk minuman keras.

"Jadi, prinsipnya, kejadian itu betul adanya. Dari pengakuan mereka, awalnya hanya duduk-duduk di tempat mereka. Memang mereka santai-santai karena kebetulan yang perempuan ini kan sudah kelas III. Kemudian, satu per satu saya tanya, ternyata mereka minum. Saya kurang jelas, apakah minuman atau cap tikus. Yang jelas, mereka bilang mabuk sehingga terjadilah hal tidak senonoh tersebut," ujar Yusran. ( Sumber : Usai UN, Sepasang Pelajar SMA Mabuk dan Pesta Seks di Kantin Sekolah). 

Kelalaian Pihak Sekolah 

Jika kita melihat kejadian tersebut adalah sebuah kelalaian dari Pihak Sekolah, kenapa para pelajar bisa dengan bebas memasukkan minuman keras ke dalam perkarangan sekolah dengan alasan karena sudah tidak ada lagi mata pelajaran seusai mengikuti pelaksanaan ujian nasional. Dimana kah para satpam, penjaga sekolah ? yang seharusnya penjaga sekolah yang standby karena telah digaji sesuai tugasnya. Ini bisa menjadi pelajaran bagi Sekolah-sekolah lainnya karena kejadian ini bukan sekali ini saja pada Tahun 2016, sudah banyak kejadian yang nyeleneh para pelajar dalam merayakan usai mereka mengikuti Ujian Nasional.

Kurangnya Pengawasan Orang Tua

Bagi Orang tua ini menjadi pelajaran dimana Orang tua harus tetap memberikan pengawasan kepada anak-anaknya. Ini membuktikan pengawasan orang tua yang tidak ketat dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya. Dengan kejadian seperti ini dapat menjadi pukulan secara psikologis bagi si anak, apa lagi video mesumnya telah beredar, secara hukum sosial di masyarakat tentu ini akan menjadi hukuman yang sangat berat diterima oleh sianak tersebut. Karena hukuman sosial ya berlaku di masyarakat pasti membuat malu sianak, apalagi anak perempuan.

Bagaimana Jadinya Indonesia, Para Lulusan Sekolah Seperti ini ?

Bila melihat kelakukan pelajar seperti ini bukannya sekedar mencoreng wajah Pendidikan Indonesia tetapi juga merosotnya nilai-nilai moral para pelajar yang seharusnya para peserta didik yang sudah melakukan proses pembelajaran atau perubahan perilaku yang seharusnya perubahan tersebut mengarah ke arah yang lebih baik, ini malahan perubahan yang sangat buruk.

Miris hati ini masih ada kasus-kasus seperti ini yang seharusnya setelah UJian Nasional itu sebaiknya menggelar doa bersama atau memberikan santunan kepada anak yatim atau kegiatan bermanfaat lainnya. Bukan malah melakukan kegiatan nyeleneh seperti ini.

Para pelajar yang seharusnya menjadi penerus Bangsa yang terdidik malah pelajar yang merosot moralnya, lebih baik tidak lulus Ujian Nasional daripada harus menerima Lulusan Pelajar seperti ini. Saya beranggap bahwa selain dari segi nilai saja, sudah sepatutnya moral menjadi salah satu standar kelulusan bagi para pelajar, mahasiswa maupun Dosen.

Moral merupakan modal penting dalam kehidupan bermasyarakat selain kepintaran atau kepandaian. Semoga ini menjadi masukan bagi Para Menteri, Kepala Dinas, Kepala Sekolah dan instansi terkait lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun