Mohon tunggu...
RM TPA II
RM TPA II Mohon Tunggu... Eks, Mahasiswa -

S1 Pendidikan Matematika Unsyiah

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Permainan Tradisional vs Gadget

5 Mei 2016   18:42 Diperbarui: 5 Mei 2016   18:51 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan Saya

Banyak anak-anak yang salah dalam penggunaan gadget ini, bisa kita lihat saja bagaimana banyak tersebar foto-foto bugil malahan video porno anak sekolahan, dan tidak sedikit itu dilakukan anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar atau SD dan juga anak-anak SMP.

Sudah sepatutnya pengawasan lebih ketat dilakukan oleh orang tua terhadap penggunaan gadget ini, saking "manjanya" anak-anak terhadap gadget maka tidak sedikit anak-anak yang membuat privasi terhadap gadget ini dalam pantauan orang tuanya.

Bukannya di sini tidak membolehkan anak untuk menggunakan gadget atau menjauhkannya dengan sungguh-sungguh dan malah membuatnya tidak mengetahui tentang teknologi saat ini. Tetapi adalah, gunakan gadget itu  dengan baik, benar, untuk edukasi, dan yang terpenting adalah orang tua harus menemanki mereka saat bermain. Mengapa? karena pengawasan itu penting agar tidak keblabasan.

Permainan Tradisional kini hilang

balap-karung-1-www-gramediamajalah-com-tile-572b314cae7a613d07998bfc.jpg
balap-karung-1-www-gramediamajalah-com-tile-572b314cae7a613d07998bfc.jpg
Sejumlah permainan tradisional yang kalah oleh gadget 

Dengan adanya gadget anak-anak sekarang lupa bahwa kita memiliki permainan tradisional yang telah lama dibiarkan mati dan dilupakan. Dulu pada zaman kita sekolah SD saya dulu sering memainkan permainan petak umpet, kelereng, lompat tali, ular naga, engklek. 

Tapi, bila kita ke sekolah-sekolah saat ini semua permainan itu hilang di telan bumi, kebanyak anak-anak sekarang sibuk dengan gadget masing-masing. Permainan tradisional kini hanya terlihat pada event 17 Agustus-an saja. 

Bila anak-anak terus dibiarkan begini, anak-anak akan hilang masa kecil yang indah. Dan tak akan ada cerita untuk anak-anak mereka kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun