Sesampainya di Pelabuhan Kalianget, saya dan Opic (dan dua BMX tentunya) langsung ikut Kapal kartika menuju Pelabuhan Jangkar - Kabupaten Situbondo. Kali ini kapalnya besar, dan saya ada di dalamnya. Butuh waktu kurang lebih 5 jam untuk menuju Jangkar.
Saya dan Opic
Di atas Kapal Kartika yang menuju Pelabuhan Jangkar
Dari Pelabuhan Jangkar (sekitar pukul satu siang), saya dan Opic kembali mengayuh. Masih ada dua kota lagi yang harus kami susuri, Situbondo dan Bondowoso, sebelum akhirnya kembali menghirup udara kota kecil Jember.
Seharusnya sangat melelahkan, melihat kondisi jalan yang lebih banyak tanjakannya daripada bonus turunannya. Tapi orang yang saya rindukan, wajahnya selalu berkelebat di kepala. Itulah doping terindah untuk para pejalan.
Penutup
Sekarang saya tahu, kenapa dulu waktu saya masih bocah, Bapak senang menjejali saya dengan dongeng para pejalan. Ternyata dongeng adalah juga sumber kekuatan untuk menggapai mimpi. Seakan akan Bapak berkata, "jika kau ingin menjadi seorang kompasianer yang baik, maka mengelana dan menulislah." Dan saya pun memahatnya. Menjadikannya sebuah kenangan yang selezat masakan Almarhumah Ibu. Sahabat kompasianer, mohon maaf, tulisan ini sangat panjang. Saya sudah berusaha meringkasnya tapi tidak berhasil. Sebelum berakhir, alangkah baiknya jika kita menyepakati yang satu ini. Bahwa perjalanan adalah ketika kaki kita telah berayun dari satu titik ke titik yang lain. Semoga kita tidak terjebak dengan kata "jauh" karena itu seringkali memenjara, menyebabkan kita (pada akhirnya) tidak pernah kemana mana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI