“Lain kali kalau tidur baca doa dulu.” Kata saya. Perempuan itu tertawa renyah. Dia mengangkat kepalanyanya dari dekapan saya, menatap mata saya dalam.
“Anissa itu adalah namaku.” Katanya beberapa saat kemudian.
“Risky!” Jawabku mengulurkan tangan, dia menjabat tanganku erat dan hangat dan seketika perasaan damai menggelitik dalam hatiku.
“Terima kasih!" katanya tulus kemudian. Saya tersenyum, ingin sekali saya kecup bibirnya itu, untung saya masih sadar kami berada di kereta. Dan kemudian percakapan kami berlanjut riuh, gelak tawa kami menjadi pemanis kata-kata yang terlontar begitu saja dari mulut kami. Dan ketika dia menunjukan gelagat ingin tidur saya tawarkan dia untuk tidur di dalam dekapan saya. Dan tanpa ragu-ragu dia diam di situ selama perjalanan itu.
“Rizky, akan aku kenang perjalanan ini seumur hidupku” Katanya sebelum akhirnya dia tertidur lelap dalam dekapan. Aku menatap wajahnya yang ayu dan bisa ditebak aku tak bisa tidur malam itu malah sibuk memandang wajahnya yang cantik. Detik itu juga aku sadar aku telah jatuh cinta pada perempuan ini.
***
Perjalanan yang menakjubkan. Tadinya aku berharap, semoga perjalanan ini tidak pernah berakhir. Tapi tetap saja aku harus takluk oleh hukum alam. Diawali dari sebuah titik, dan akan berakhir pada sebuah titik yang lain. Dan kini, kereta sudah benar benar berhenti di stasiun tujuan. Aku dan Rizky saling bertatapan. Entah kenapa aku begitu takut untuk tidak bertemu lagi. Padahal kami sudah sama sama saling bertukar alamat dan nomor hape.
Manakala kami sudah sama sama ada di luar kereta dan melangkah ke arah areal parkir stasiun, sesuatu yang sama sama tidak kami harapkan pun terjadi. Kau dijemput oleh perempuan jelita, sedangkan aku dihampiri oleh Rendra, kekasihku. Hmmm, situasi yang sulit aku gambarkan.
Haripun berlalu..
Kita kembali pada aktifitas masing masing dan sama sama disibukkan oleh ini itu. Tapi , sungguh tidak mudah melupakan perjalanan itu. Bersamamu, aku seperti seorang peri yang kau dudukkan di atas salah satu bintang, lalu turunnya melewati pelangi. Ah, andai saja waktu bisa di undo, alangkah indahnya. Tapi itu tidak mungkin. Yang bisa aku dan kamu lakukan sekarang hanyalah bersua lewat huruf demi huruf yang terangkai menjadi sebuah pesan manis.
Rizky, senang bisa mengenalmu. Terima kasih ya, terima kasih untuk sepotong kisah perjalanan yang akan selalu tersimpan di hati..