Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Suci Wijayanti Kenalkan Batik Tulis "Sakera" ke Mancanegara

30 Desember 2019   13:01 Diperbarui: 1 Januari 2020   15:46 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Sakera dipamerkan di Indonesia Top Model 2019 di Jakarta, Sabtu (28/12). Foto dokpri

Suci Wijayanti merupakan sosok yang berperan memperkenalkan batik tulis Madura  hingga ke mancanegara. Produknya kini bisa dijumpai di Brasil dan negara lainnya. 

Bagaimana usahanya merintis usaha batiknya dari nol dan mengangkat kesejahteraan para perajin batik di daerahnya melawan serbuan batik cetak impor yang membanjiri Indonesia akhir-akhir ini. 

Suci Wijayanti perempuan asal Sumenep Madura mulai merintis usaha batik sejak 2013 silam. Pekerjaannya sebagai trainer bahasa Inggris ditinggalkannya demi berkonsentrasi mengembangkan usahanya.

Dia bercerita, awal mula usahanya diberi nama Ghina Batik yang diambil dari nama anaknya, Ghina kemudian berubah menjadi Batik Sakera setelah menetap di Jakarta pada 2016.

Melalui produk Batik Sakera, Suci Wijayanti berhasil mengangkat pamor batik tulis hingga ke mancanegara. Produknya kini bisa dijumpai di Brasil.

"Batik Sakera sudah masuk ke Brasil, saya kejarnya brand, saya ingin batik sakera ini menjadi brand international yang mewakili produk tradisional (Indonesia)," lanjut Suci.

kenapa diberi nama sakera, Sakera berawal dari saran dari seseorang. "tahun 2013 saya bikin usaha batik nama anak saya Ghina, Ghina batik, 2015 saya masuk Jakarta,2016 saya ketemu seseorang, Ci kamu kan mau mengangkat batik madura, carilah nama yang berhubungan dengan madura, yang muncul itu sakera," papar Suci.

Suci mengaku tidak mudah menarik minat para perajin batik di Madura untuk bisa diajak bermitra. Karena itu, dia harus "door to door" naik motor ke tempat para perajin batik mulai dari Sumenep, Pamekasan, dan daerah-daerah lain di Madura. 

Selain untuk lihat kondisi,  dia juga berupaya membangun hubungan emosional dengan para perajin.

Setelah terjalin komunikasi yang baik dengan para perajin batik, Suci mulai mengorder pembuatan batik kepada para perajin batik di sana. 

Batik Sakera dipamerkan di Indonesia Top Model 2019 di Jakarta, Sabtu (28/12). Foto dokpri
Batik Sakera dipamerkan di Indonesia Top Model 2019 di Jakarta, Sabtu (28/12). Foto dokpri
Hingga saat ini, sudah ada puluhan perajin batik  Madura yang bekerjasama dengannya. 

Kendati saat ini banyak bertebaran kain bermotif batik impor dengan harga miring, Suci mengaku tak takut kehilangan pasar. 

Melalui Batik Sakera yang didirikannya, Ia bercita-cita untuk terus melestarikan batik tulis ke seluruh Indonesia bahkan ke mancanegara. 

"Kita pertama jadi saya mau membangun brand image, batik tulis pasti Batik Sakera, ingat batik tulis ingat batik sakera,itu yang mau kita tanamkan dan edukasi kenapa harus kita lestarikan dan budayakan, sejarahnya kayak gini,"papar suci.

Batik tulis memiliki kerumitan tersendiri mulai dari mencanting, pewarnaan, pencelupan, lalu dilorot. Itulah yang membedakannya dengan proses mesin cetak. Menurutnya,batik adalah sebuah produk yang dilakukan dengan proses membatik yang tradisional, yang sudah diajarkan oleh leluhur kita. Jadi kalau ada kain yang hanya bermotif batik, itu belum tentu batik. bukan dibuat oleh mesin tapi melalui proses mencanting, pewarnaan, pencelupan, lalu dilorot.

Lantas bagaimana mempertahankan pangsa pasar Batik tulis agar bisa diminati pasar domestik maupun mancanegara yakni dengan bersinergi dan berkolaborasi dengan para perajin batik dan aparat desa setempat. dia ingin memberdayakan para perajin batik tulis dan aparat setempat dalam bentuk one village, one production house Batik Sakera. Desa-desa yang berpotensi menghasilkan batik tulis, dibangun sebuah home industry.

"Batik itu adalah salah satu pilar ekonomi bangsa sejak dahulu jaman Belanda, kalau di 34 provinsi ada kain-kain nusantara, masing-masing provinsi ada berapa desa, setiap desa ada berapa perajin kain, kalau kita bekerjasama dengan mereka untuk benar-benar memproduksi produk indonesia yang asli, maka (demand) permintaan batik tulis pasti terpenuhi, dan kita tidak butuh batik print lagi" jelasnya.

Selain itu, Dia menargetkan untuk memperbanyak home industry Batik Sakera untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dengan cara terus mengadakan pelatihan bagi para perajin batik agar tercipta SDM yang berkualitas.

Sisi lain yang tak kalah pentingnya kata Suci adalah membangun jaringan. Menurutnya, jaringan yang luas adalah kunci utama dalam memasarkan produk apalagi di era digital sekarang ini yang membuat setiap orang dengan mudah terkoneksi. Suci mencoba memasarkan produknya ke luar negeri. Melalui platform profesional LinkedIn, tempat dimana ia bisa membangun jaringan, berkenalan dengan banyak orang.

Pada 2016, Suci memproduksi 100 kain batik dan dipasarkan di Gading Serpong Summarecon atas fasilitas rekannya dari Singapura. Selain. Itu, Dia pun berkesempatan membuka showroom di Brasil tahun ini. Kini butik Batik Sakera bisa ditemukan di Halal Park Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, terminal 1 area kedatangan, dan di Jalan Haji Nawi, Jakarta Selatan. 

Harapan Suci ke depannya adalah Batik Sakera bisa menjadi brand internasional seperti brand-brand ternama lainnya seperti LV, Hermes. Setelah itu fokus ke pasar domestik. Dia ingin artis Indonesia bangga memakai Batik Sakera begitu pun dengan artis luar negeri. 

Menyiasati image masyarakat yang sudah terlanjur terbangun  bahwa batik tulis itu mahal, Suci memberikan alternatif Second brand. 

Second brand ditargetkan untuk kelas menengah ke bawah. Harga nya pun relatif bisa terjangkau mulai harga Rp300 ribu. 

"Yang penting itu batik tulis, tapi motifnya tidak banyak, dan itu tidak rumit, jadi bisa terjangkau harganya," kata Suci.

Melalui tangan dinginnya, Batik tulis 'Sakera' berubah menjadi sebuah brand fashion ternama dan berkualitas. Dia rajin memperkenalkan batiknya di fashion show, pameran dan komunitas. Terakhir, Suci memamerkan koleksi batik terbarunya berkonsep cassava di ajang Indonesia Top Model 2019 yang berlangsung di Balai Sarbini, Sabtu (28/12) kemarin. Total 140 koleksi batik Sakera dalam men-support kegiatan tersebut bekerjasama dengan Yayasan Pembina Model Indonesia (YAPMI). 

Suci Wijayanti melalui Batik Sakera berhasil mengangkat kearifan lokal seni batik tulis Madura ke dunia internasional. Dia bisa membuktikan bahwa modal bukan segalanya ketika ingin membuka usaha, yang terpenting adalah ide dan relasi serta visi ke depannya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun